Oleh : Indra Agusta
KRISTUS DAN KRISTHOSES
Berbicara tentang kekristenan memang tidak akan lepas dari sosok yang bernama Kristus atau Yesus atau Isa Almasih. Seorang yang hidup 2000 tahun yang lalu, seorang yang dikasihi oleh Tuhan sendiri, seseorang yang lemah lembut, rendah hati dan memiliki banyak pengetahuan, ajaran dan mukjizat-mukjizat bahkan orang mati-pun bisa dibangkitkannya, atas ijin dari Allah sendiri.
Sebagai seorang yang fenomenal dan berpengaruh tentu Yesus mempunyai pengikut-pengikut, mereka yang mengikuti apa yang diajarkan Yesus, apa yang dirubahnya dari hukum-hukum Yahudi, disederhanakan dan 'dimanusiakan' membumikan Taurat Musa, yang terkenal keras hingga disederhanakan Yesus dengan bahasa yang lebih halus yaitu Kasih. Mengasihi sesama dan Mengasihi Tuhan beserta seluruh ciptaannya.
Pengikut-pengikut inilah yang kemudian orang menyebutnya dengan istilah 'kristhoses' yang artinya Pengikut-pengikut Kristus, mereka mengikut, belajar dan menerapkan apa yang sudah Yesus ajarkan dan contohkan. Di Indonesia Kristhoses inilah yang kemudian dikenal dengan umat Kristiani.
Ada juga orang menyebut istilah "Nasrani" karena mengambil istilah dari kisah para Rasul tentang sekte orang Nasrani , Nasrani ini yang dimaksud Nazaret, sebuah kota dimana Yesus berasal. Artinya sama saja Pengikut-pengikutnya Yesus.
Jadi memang sebenarnya kekristenan bukan sebuah agama, tapi sebuah nilai. Dimana mereka mencontoh Yesus dan ajarannya dalam menjalani kehidupan. Baru tahun 300an ketika Paganisme Romawi kalah Pamor dengan Kekristenan, akhirnya Kekristenan menjadi agama legal. sampai sekarang. Jadi yang melegalkan kristen sebagai agama itu Romawi bukan Yesus.
Kekristenan berkembang dengan berbagai aliran, hingga ada yang pro bahwa Yesus itu Tuhan, ada yang pro bahwa Yesus itu bukan Tuhan, dan terjadilah perdebatan-perbebatan soal keilahian Yesus.
Lalu diadakanlah rapat bersama untuk memutuskan liturgi-liturgi kristen, sebagai standar baku untuk seluruh dunia. disinilah Dogma-dogma mulai harus diamini dan dipercaya.
Hingga orang akhirnya mulai lupa esensi nilai dari kristen, banyak yang menyalahgunakan Kristen sebagai dalih pembunuhan, perampokan, pemenjaraan, mencap sesat selain Kristen dll sampai sekarang.
HILANGNYA KEKRISTENAN SEBAGAI NILAI DI ERA MODERN
Semakin kesini, saya melihat kekristenan semakin ekslusif, mereka yang sibuk di gereja menjadi jauh dengan masyarakat, sibuk dengan berbagai macam acara di gereja, pelayanan gereja, dan berbagai kesibukan lainnya.
Atau kalaupun keluar sibuk mengiklankan Yesus supaya orang menerima agama kristen, menambah jemaat, jualan surga. tapi lupa apa yang benar-benar Yesus kerjakan, bagaimana Yesus menjadi berkat buat semua orang.
Orang mulai lupa bahwa seorang yang mengikut Yesus harus menjadi Terang dan Garam, sebagaimana lampu atau garam yang akan berpengaruh untuk lainnya, tanpa peduli dari golongan mana, agama mereka apa, kasta sosial mereka apa, dsb.
Yang saya lihat dari potret orang Kristen sekarang mungkin hanya materialisme, berbagai acara digelar megah ditiap-tiap gereja, bahkan sampai menyewa gedung-gedung, punya dekorasi yang megah, set lampu dan alat musik yang mewah. Tapi jika sudah keluar, mereka cuek saja ketika ada orang-orang yang kesusahan, atau kalaupun membantu biasanya ada embel-embel "keselamatan".
Bukankah Yesus pernah bersabda "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri"
atau
"Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya"
tapi dimana saya bisa menemukan itu, apalagi dikalangan remaja dan pemuda Kristen, mereka bisa nongkrong dicafe - cafe yang mahal, makan di restauran, foodcourt, pamer tidur dihotel ini hotel itu, tapi kok tidak melihat saya mereka terjun di berbagai bencana alam, diberbagai misi sosial, dimana mereka? apakah demikian tidak boleh saya mencap mereka ekslusif?
Atau dikalangan pendeta sibuk memperkaya dirinya sendiri, bisa beli mobil banyak, untuk dirinya sendiri dan anak-anaknya, anak-anaknya bisa kuliah dimana-mana, bisa les apa-apa dimana, semau dia, tapi jemaatnya nyari kerja saja susah, untuk sekolah saja susah, untuk makan saja susah, mereka datang ketika kesusahannya sudah dititik kulminasi penderitaan, mereka kemudian datang sebagai penolong, tapi setelah itu mereka diam saja.
Jadi dimana kasihnya untuk sesama,? jika untuk sesama jemaat saja demikian, apalagi untuk orang luar.
Atau kalo mau lebih radikal siapa yang mau memberikan Nyawanya untuk orang lain? boro-boro nyawa, hartanya diminta aja belum tentu mau, mereka biasanya hanya mencari safe untuk keluarganya dulu baru memberi orang lain, bukankah demikian yang terjadi dikalangan pendeta-pendeta kita? Katanya mau mengikut Yesus, kok malah menggunakan Yesus sebagai dalih untuk memperkaya diri sendiri dan keluarganya.
Lalu mana ini yang katanya Kristen, pengikut-pengikutnya Yesus, kok akhirnya menjadi materialistis, pencapaiannya kok orang jadi beragama Kristen KTP, pencapaiannya kok selalu hanya angka berapa banyak orang "diselamatkan? atau pencapaiannya kok, bisa berdiri di mimbar, cerita kesuksesan-kesuksesan material individu, ?
Mana pencapaian sosialnya? mana katanya jadi berkat buat tetangganya? Mana katanya jadi berkat buat negaranya? urusan politik saja masih setengah-setengah, menilai seseorang saja tidak adil, masih buta, asal kristen asal seiman dipikir itu paling baik, padahal kan tidak demikian. Bukankah menilai seseorang tidak bisa dari apa identitasnya, tapi harus melihat gambar besar dari semua eskalasi yang terkait padanya.
lalu sabda Yesus lainnya "Mengasihi Tuhan, Allah"
Kok mayoritas 'framing' berpikirnya hanya sekedar memberi persembahan maupun persepuluhan di Gereja. Bukankah Tuhan, Allah itu luas tidak hanya memberi uang untuk kegiatan internal gereja, bisa mencintai lingkungan, bisa mencintai ciptaan Tuhan yang lain.
Kok tidak banyak mereka yang peduli lingkungan? Kok tidak banyak yang peduli negaranya lebih daripada hanya berdoa untuk negara?
Dan jumlah ini semakin bertambah setiap tahunnya, semakin banyak mereka yang ekslusif, hidup untuk dirinya sendiri dan golongannya, atau teman-teman dekatnya saja. Tidak banyak saya melihat mereka menjadi terang atau menjadi garam. Mereka sibuk dengan dirinya sendiri dan tidak ada yang berkesadaran untuk menuju kasih terbesar itu.
saya hanya takut kalian cuman membual soal keselamatan, tapi kalian sendiri sebenarnya bukan mencari keselamatan, tapi menggunakan doktrin keselamatan itu untuk keuntungan kalian sendiri, seperti logika semakin banyaknya jemaat yang datang ke gereja semakin banyak pundi-pundi persembahan dan persepuluhan yang masuk kekantong gereja.
balik lagi, Materialisme.
jangan lupa di akhir-akhir injil Yesus berkata bahwa tidak semua orang masuk ke Kerajaan Sorga.
"Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga"
Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu,
dan mengusir setan demi nama-Mu,
dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan! "
Cuman mereka yang melakukan kehendak Bapa di Sorga, yang bisa masuk kerajaan Sorga, semua yang dituliskan di Hukum Taurat, Hukum Kasih dan apa yang Yesus sendiri ajarkan, dan terapkan pada hidupnya.
Lalu apa kehendak Bapa yang telah kalian lakukan? tanyalah pada dirimu sendiri.
tidak semua orang yang percaya Yesus mendapatkan keselamatan. Sorga hanya untuk mereka yang benar-benar menjadi seperti yang Bapa, Allah Sang Khalik kehendaki.
Dan kita terus berusaha untuk sebaik mungkin menjadi orang yang baik menurut Allah Bapa.
Selamat merenung.
Maafkan kritik pedas yang terlontar.