image1 image2 image3 image4

MENATA HATI|MENYAMBUT GERHANA PERADABAN|MENJENGUK MALAM DI SEPI REMBULAN|MENUNGGU PAGI|SANG PIJAR DARI UFUK TIMUR

Thursday, August 24, 2017

Pertapan Emax - Kidung Pambuka

Akeh tuladha kang dhemen cidra, uripe rekasa milih sawiji, endi kang suci? Tangguh bisa mukti.
PERTAPAN EMAX - KIDUNG PAMBUKA
Oleh : Indra Agusta

9 Tahun memang bukan waktu yang singkat, ada ribuan cengkrama yang mengalir dari mulut jalma, ada ratusan peristiwa mengisi setiap harinya, seperti tidak pernah habis tinta-tinta mengisi pena kecil, jalma yang juga bukan siapa-siapa. Jalma yang hanya menetapi laku sebagai manusia, dengan berbagai dinamika dan percaturan keadaan yang begitu tidak menentu. 

e-Max, secara kasat mata adalah tempat biasa, yang ribuan orang pernah lewat didepannya, sekedar melihat atau ikut bercengkrama didalamnya. Sebuah warnet yang sekarang semakin kusut karena memang usianya yang sudah sangat tua, namun ada berjuta kisah didalamnya.

Bagi saya pribadi secara filosofis bukan lain ya karena esensi nama ini adalah emak, Ibu, mamak, atau terserah belahan Nusantara bagian mana yang akan menyebutnya. Bagaimana warnet ini didirikan, sebagai tanda cinta seorang anak kepada Ibunya, seorang anak yang kemudian menjadi bapak yang kemudian juga mengajarkan cinta neneknya pada sang bapak. 

Dan ternyata juga saking cintanya emak saya, pada saya, karena kebaikannya dan ketulusan hidupnya membuat Gusti tidak sabar untuk menanti kekasihnya, ibu saya ini 'pulang' keharibaannya,  ah, tentu ini hanya ke-GR-an saya, meski saya juga tidak bisa menampik ternyata memang tidak ada manusia setulus mamak saya. Dan akhirnya nama emax, emak punya tempat tersendiri disanubari saya.

Dan waktupun berlalu semenjak Ibu saya disuwun kapundhut, kasedan jati , seperti lama namun sebentar, seperti kemarin namun ternyata sudah berlalu lama, demikian saya pula dibilik ini, diruangan sempit yang menawarkan keluasan, seperti jaman yang sudah berlalu bertahun-tahun, namun saya terus menerus setia bertapa dibilik ini, bahkan sampai 8 tahun, entah Energi apa yang membuat saya kuat untuk  berlama-lama disini, jelas ini bukan soal finansial dan material, dalam intepretasi saya, akhirnya saya lukiskan lewat tembang diatas,

akhirnya harus memilih, retorika semua dimana mengambil kemungkinan terbaik dari berbagai kemungkinan yang sudah baik, atau mana kemungkinan buruk, dari berbagai macam yang terburuk.

Dan saya mulai seperti melukis foto slow-speed, blub menikmati cahaya-cahaya Tuhan dari berbagai gemerlapnya arus muda saya, arus zaman yang semakin luas saya tidak mampu menangkap kemana jalannya sang jalma.

Ternyata bukan gereja, rumah, keluarga, sekolah  ataupun institusi ini itu yang mengukir jiwa saya, justru emax-lah yang akhirnya menjadi suatu mozaik dalam penempaan batin, nurani, dan pribadi saya, dan dengan tulisan inilah saya merayakannya, semoga kalian mampu menangkap luapan batin saya dari nuansa tulisan ini.

..........milih sawiji endi kang suci, tangguh bisa mukti
- ki nartosabdo.


Bersambung.........








No comments:

Post a Comment