image1 image2 image3 image4

MENATA HATI|MENYAMBUT GERHANA PERADABAN|MENJENGUK MALAM DI SEPI REMBULAN|MENUNGGU PAGI|SANG PIJAR DARI UFUK TIMUR

Wednesday, May 17, 2017

Buku, penemuan transisi, dan Cahaya Tuhan.

Dari bibir-bibir yang bergerak melahirkan cuitan-cuitan mesra, lalu disudut lain ada nada-nada serak dari pipi yang sedikit lebam, gelak tawa, kekaguman serta kerinduan atau kesunyian yang hampa, tanpa suara namun kita mencoba mengurai maknnya.

Berbagai pokal yang tersemat di milyaran bibir, korelasi dan koneksi yang terjalin akhirnya mampu melahirkan gagasan, ide, kreativitas, hingga mengungkap ilmu, bahkan wahyu yang sama sekali tak perlu kata-kata namun juga melahirkan kata.

kata-kata ini selanjutnya menjadi bias dalam setiap teritorinya melahirkan makna dan suasana yang berbeda, kencenderungan untuk berkata-kata terus lahir di setiap insan, selain karena memang sudah diberikan software & hardware, kreativitas kata ini terus berubah disetiap jaman yang akhirnya kita bisa menemukannya dibalik buku-buku dari setiap tahun dan waktunya.

PENEMUAN TRANSISI PSIKIS-FISIK
ya, buku adalah penemuan spektakuler yang "abadi" dalam mengarungi jaman, ada banyak perubahan teknologi peradaban, ada yang punah, mulai ditinggalkan, ada juga yang baru datang.  

tapi kenapa buku selalu peka jaman? 
kenapa buku selalu ada ditiap jaman? 
bahkan bisa jadi isinya melampaui jaman? 
atau kenapa buku selalu menemukan peminatnya,pencintanya ?

Menurutku karena isi dari buku itu siftnya abadi, interpretasi ilmu dan isi dari buku sangat relatif, imaginatif dan subjektif kadar wawasan pembaca, tingkat linguistik dan intelektual pembaca menjadi tolak ukur seberapa isi tulisan berhasil diantarkan buku kepada pembaca.
buku bagi saya lebih ke sebuah penemuan yang bukan hanya fisik tapi juga transisi ke alam pikiran, adanya konektivitas antara fisik buku dengan alam pemikiran pembuat, yang kemudian secara tidak langsung  disalurkan ke pembaca inilah yang kekal. 

Daya imaginasi yang hadir dalam setiap kata inilah yang mampu menggerakkan pikiran manusia, nalar, untuk berbuat sesuatu, atau justru malah menggoncangkan dirinya sendiri jika kadar materi dari dalam buku tersebut melampaui batas-batas nalar pembacanya. 

Lalu apa sebenarnya Kata, hingga sedemikian hebatnya? 
Saya teringat kisah penciptaan manusia yang  ditiupkan nafas-Nya Tuhan, saat itulah manusia hidup, dan kemudian berkata-kata.
Lalu juga dari cerita penciptaan lainnya kita akan ingat dari kata "Jadilah" atau "Kun" lalu terjadilah semua ledakan alam semesta yang entah sampai kapan, sampai hari ini prosesnya masih berlangsung.

Kata yang utama akhirnya adalah representasi dari Tuhan sendiri, dan batin kita akan dibawa kemanapun kata-kata itu bermaksud.  Wahyu-wahyu yang diturunkan pada semua utusan-Nya, kemudian dituliskan dalam bentuk kata, yang entah berapa ribu tahun kemudian kata-kata itu masih mampu menjawab berbagai persoalan umatnya, disitulah letak akal dan hati manusia, tarik menarik antara Firman dengan sanubari manusia, yang dikembangkan berdasarkan pengetahuan jaman yang ditangkap oleh sang jalma.

bahkan ada yang berkata segala tingkah manusia juga adalah "kitab hidup-Nya" yang bermacam, seperti Dia Yang Maha segala-galanya. hingga tanpa disadari kita sehari-hari akan sangat bergairah dengan kata-kata, buku, ide, ilmu atau pendaran Cahaya-Nya sendiri yang ditebarkan di Alam semesta, dimimbar-mimbar rumah ibadah, atau di gang-gang sempit tempat pelacur menawarkan jasanya pun, asal dengan perenungan yang mapan bisa kita temukan kata-kata Tuhan.

Selamat hari Buku Nasional 2017
selalu ada makna dari huruf yang digoreskan, demikian pula dengan pendar kasih-Nya.
yang selalu digoreskan pada sanubari mahkluk-Nya.


Kleco Wetan, 17 Mei 2017
Indra Agusta

No comments:

Post a Comment