Mencermati setiap ragam, berdecak, berguman takjub dan mengernyitkan muka. Bagaimana alur hidup mampu benar-benar mengubah seseorang. Bagaimana waktu menjawab apa yang sebenarnya dibutuhkan sang jalma. Mengejawantahkan apa sebenarnya yang menjadi tujuan dari makna sebuah pencarian, lalu melukisnya pelan-pelan seperti guratan pohon.
Sisanya adalah mereka yang kehilangan dirinya, mati dalam kehidupan, buntu dalam perenungan, membusuk dalam kebisuan, kebosanan, serta beraneka macam wajah dari topeng tekanan, ancaman, kebutuhan, ego, ambisi, eksistensi.
Perlahan seperti sajak rindu keluJalanan, sang sapi dibawa ke jagal. Demikianlah anak-anak manusia menjadi sayu, cermin-cermin memantulkan wajah-wajah penuh debu bedak dan lipstik 'pengakuan'.
sesunyi malam di kolong langit, emperan toko penuh sesak oleh mereka yang tidur merajut mimpi dijalan.
Subuh menjelang, mengantar sang jalma ke peraduan..
Jalanan Kota Sragen, 10 Januari 2018
Indra Agusta
No comments:
Post a Comment