image1 image2 image3 image4

MENATA HATI|MENYAMBUT GERHANA PERADABAN|MENJENGUK MALAM DI SEPI REMBULAN|MENUNGGU PAGI|SANG PIJAR DARI UFUK TIMUR

Sunday, February 11, 2018

Gerbang Cahaya

Mengambil peran, adalah suatu posisi lakon yang entah sadar atau tidak dijalankan oleh semua manusia. Manusia yang diawal sudah menuliskan perjalanannya disimpan rapat dalam buku kehidupan, lahir kemudian memperjalani lembar demi lembarnya.

Semuanya berproses menjalani berbagai macam pilihan yang bebas namun sebenarnya terbatas. Ada ruang-ruang yang memadatkan manusia untuk menuju lajur kesempurnaannya.

Di dalam naungan cinta-Nya, tentu ada keluh kesah dan kebuntuan-kebuntuan yang sesak sekaligus pepat, namun jika manusia bisa mengais tanahnya, ada sumber air kehidupan yang menyumbat kegelisahan.

Ketekunan dan keseriusan menjalani laku, menghamburkan lebih banyak lagi pendaran Cahaya Tuhan, untuk kemudian diresapi lagi apa yang merasuk dan menghujam di sanubari.

Pendaran Cahaya kemudian berprogres menjadi apa yang dirasa.
Menjadi Sinar di balkon megah penguasa, lampu untuk menerangi anak-anak kita di kamar yang semakin gelap, menyeruak untuk tegasnya arah lalu kemudian setia menemani pejalan, atau lilin-lilin kecil ditengah-tengah ketersesatannya di belantara dunia.

Semua akhirnya adalah Cahaya, mengalir dari dan menuju Cahaya.
Seperti kisah rumah yang pahatannya puluhan tahun bermakna terang, kini semakin menggenapi wujudnya untuk tidak lagi dinafikan.

Seleret kilat terpandang, sekejap lampu padam. Lihatlah itu anak-anakMu lahir..
Tangis sesenggukan hari menyambut makna kelahiran..

Padhang, padhang, padhang dan semburatnya kian benderang...
Bergegas anak-anak itu dengan airmata memeluk-Nya.

Rumah Cahaya, 11 Februari 2018.
Indra Agusta

No comments:

Post a Comment