conclusion of pelangi di langit singosari, mantap.... garang, tajam,
menggetarkan sukma...tidak cukup untuk disampaikan cuman berkata didalam
hati..
1. sesakti- sakti apapun manusia akan tetap kalah dengan kekuasaan yang lebih tinggi, Kematian oleh kehendak Sang Pencipta..
2. setiap kehidupan mempunyai alur masing-masing bukan berarti bahwa yang kaya itu kaya dan yang miskin itu miskin
yang keliatan mewah jasmaninya belum tentu mewah pula landasan kajiwannya.. begitu pula sebaliknya..
semuanya bertugas pada wahyu masing2 menjadi apa seperti mahisa agni, wintarta sang patih pakuwon, ken dedes ibu raja jawa, sumekar (batil pengalasan), mahendra, ranggawuni dan mahisa cempaka 'sang sepasang ular naga di satu sarang' kemudian mahisa murti dan pukat... juga orang2 yang benar2 mengasingkan diri seperti pemilik pedang kehijauan...atau seorang akuwu lemah warah yang menyamar menjadi rakyat...
kemudian para pemberontak kediri, prajurit2 telik sandi yang bekerja di belakang layar untuk negara tanpa siapapaun tau jasanya...
akhirnya semua akan kembali pada jalan masing-masing
tidak perlu menyesali atau mengumpati nasib, paling tidak semua orang sudah berusaha...
tidak ada yang tau kita akan dilahirkan pada keluarga siapa, agamanya apa...
semua sudah ada jalannya manusia tinggal memahami, terus berusaha untuk menjadikan dirinya bermakna dimanapun dia ditempatkan, dimanapun dia ditugaskan oleh Pencipta..
entah menjadi mahisa pukat yang menjadi pelatih di sanggar kesatriyan, Singasari
atau mahisa murti yang tetap memilih jalannya di padepokan terpencil Bajra Seta, namun berarti untuk padukuhan disekitarnya..
besar dan kecilnya akhirnya tergantung kepada seberapa besar kita memaknaik jalan yang harus kita lewati... bukan semata hanya materi yang terlihat, namun lebih ke hasil secara keseluruhan... kajiwan dan kanuragan...
No comments:
Post a Comment