Apa yang akan kau bisikkan dari sela-sela rindumu,
Apa yang akan kau siratkan dari goresan-goresan kata-kata,
Ada sendu, di jiwa yang mulai kelu akan pilu.
Bersemayam dipusara angin, dilembah kematian jiwa..
Titik demi titik berganti dimensi keterasingan,
buku tua yang usang mulai kuusap,
membuka setiap lembar halamanya...
meraba setiap jengkal aksaranya,
Setiap pemikiran yang terbuat dari jalinan rotan masalalu,
melangkah sebagai pejalan ditapak-tapak kesunyian kehidupan,
di gardu-gardu yang lapuk, yang ditinggal pemiliknya..
ini aku yang merengkuhmu, dibatas semesta kalbuku
seperti syair satir, tanpa nama..
keluh seorang bisu,
petani berjalan diatas rembulan,
menyemai sawah-sawah yang kian suram
dingin,
entah, rasa rindu seperti apa yang akan kusampaikan padamu, dan padaMu..
tak mau ku merayu, selagi kau berlalu...atau Kau merayu, aku yang berlalu..
ah, geliat tanah tertawa dibulir-bulir pecah butiran kabut..
rintik hujan selalu menawarkan kedamaiannya..
selamat datang musim penghujan.
Sukowati, 29 Oktober 2015.
Indra Agusta.
Wednesday, October 28, 2015
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments:
Post a Comment