kalimat dibawah ini merupakan petikan kalimat, dari padepokan cambuk api di bukit menoreh.
beberapa tahun saya ngangsu kawruh di padepokan ini...
ini dipetik dari bab terakhir kitab api di bukit menoreh, katanya di jilid2 terakhir...(saya sendiri juga kurang tau di bagian mana karena saya baru membaca jilid awal)
demikianlah percakapan antara agung sedayu dan R.Ngabehi Lor ing pasar
"Kita pernah melakukan pengembaraan bersama.
Aku mengenalmu dengan baik dan kau mengenal aku dengan baik.
Kita pernah mencoba mencari, menerawang sisi-sisi dari kehidupan. Kita pernah belajar membaca arti dari kediaman yang sepi, tetapi juga gejolak angin prahara yang bagaikan mengguncang pebukitan.
Kita pernah duduk sambil bercanda dengan hangatnya perapian disaat-saat dingin mencengkam.
Tetapi kita juga pernah berlaga dengan panasnya yang membakar hutan-hutan di lereng pegunungan.
Bahkan juga getar pa¬nasnya api yang terpancar dari berbagai macam ilmu yang tinggi.
Kita juga pernah berendam dalam tenangnya air sendang yang ben¬ing, tetapi kita juga pernah hanyut dan berenang menentang arus banjir bandang. Bukan saja banjir bandang yang tumpah dari deras¬nya air hujan di lereng pegunungan yang gundul karena ulah kita, tetapi banjir bandang yang menderu dari dahsyatnya ilmu kanuragan.
jika nanti senja turun dan malam menjadi gelap, bukankah itu berarti bahwa kita berada di dalam penantian untuk menyongsong matahari yang terbit esok.
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments:
Post a Comment