image1 image2 image3 image4

MENATA HATI|MENYAMBUT GERHANA PERADABAN|MENJENGUK MALAM DI SEPI REMBULAN|MENUNGGU PAGI|SANG PIJAR DARI UFUK TIMUR

Friday, October 19, 2012

jangan melihat orang dari covernya itu bullshit..

hari ini kulihat lagi di social media beberapa wajah, yang sempat dekat dan berteman di bangku abu-abu, dilantik menjadi seorang sarjana, lalu kemudian mereka menapaki jenjang karir yang menyenangkan dan progresif, entah sebagai pegawai bank, kontraktor, admin IT, penambang dan semua pekerjaan yang benar - benar progresif..

semudah itukah kehidupan masa abu2 mereka, kali ini saya mau berbicara tentang fisik/ jasmani mereka di SMA semua kebutuhan mereka terpenuhi, kemudian lulus SMA semua biaya ditanggung tinggal nulis aja dan mikir dikit dibangku kuliah, setelah itu wisuda  kemudian kerja.. untuk selanjutnya secara otomatis kalo ditanya orang, orang gk akan mencibir gara - gara pekerjaan yang sepele dan gaji yang sedikit, bahkan orang tua mereka bisa akan berbangga ini lho ,, anakku kuliah di Universitas favorit ini, ini lo anakku sekarang kerja di bank ini, jadi pegawai disini, kerja di telkom jadi admin IT...

Semua sebenarnya hanya berkutat pada satu msalah,
di Indonesia "jangan melihat orang dari covernya itu bullshit"
hampir 90% pekerjaan layak sekarang hanya membutuhkan lulusan S1 entah skill mereka, atau kuliah mereka acak2an atau ndak gk penting, yang penting ada bukti ijazah....

jadi intinya gini, kalo udah punya cover, nah sampul buku itulah yang akan jadi akses semua orang untuk melamar bekerja disini, melamar bekerja disitu, sementara beberapa orang kawa yang lulusan SMA padahal mereka ingin mendapatkan pekerjaan yang layak itu hanya menjadi buruh di beberapa perusahaan besar itu.... ada program beasiswapun, hanya terbatas bagi mereka yang pinter, (secara materi pelajaran tentunya) sedangkan bagi yang setengah2 nasib mereka kembali menjadi buruh lagi... bukan karena tidak pintar, tapi karena memang kemampuan mereka segitu ..(ini tentang IQ seseorang, bukan tentang seseorang yang malas)

ya ini mungkin hanya kritik gk penting, tapi  ini sebagian yang ingin diungkapkan banyak teman saya dalam berbagai permasalahan kehidupan mereka dan kemudian mereka terpaksa memendam mimpi2 energik mereka tentang masa depan, diletakkan di bangku kemudian mereka menjadi buruh "biasa".

mungkin sudah terbiasa kita oleh kisah seorang pemalas yang jatuh miskin, kemudian orang rajin yang kaya.

ada beberapa ketidak adilan yang saya rasakan di tengah2 kehidupan sya, pertama anak orang kaya yang sudah jauh kaya, hidupnya seenaknya namun dia akhirnya bisa kuliah seenaknya dan lulus juga tuh dapet ijazah kemudian diterima bekerja di perusahaan yang terkenal, tentu saja dengan income dan jaminan kesejahteraan yang lebih diatas cukup.

yang kedua seorang anak pintar, ranking 1 paralel di bangku sekolah kemudian hanya menjadi buruh pabrik dengan UMRnya, bukan karena dia tidak mau ambil beasiswa, beberapa persoalan pelik melanda kehidupan mereka dia tidak bisa meninggalkan keluarga mereka, sementara dia harus menjadi penopang untuk tonggak makan keluarga mereka., dan kembali ke masalah ijazah dia tak punya ijazah S1 dia hanya jadi kelas pekerja.

yang dan ternyata kembali ke kesimpulan para perusahaan memang "memandang seseorang dari covernya, dari ijazahnya, dari tingkat jenjang pendidikannya" bukan dari nilai daya kerja seseorang ataupun integritas mereka secara keseluruhan.

hanya sebuah tulisan tak penting.
salam Indra agusta


No comments:

Post a Comment