ya.. manusia cuman mahkluk kecil, menatap mataharipun dia harus melihat di pantulan air...tapi paling tidak mereka mempunyai impian, harapan dan angan..
mengalir lembut yang terus berjalan melingkar menuju mata air yang menjadi dingin,,
#agustaisme
Monday, October 22, 2012
Friday, October 19, 2012
jangan melihat orang dari covernya itu bullshit..
hari ini kulihat lagi di social media beberapa wajah, yang sempat dekat dan berteman di bangku abu-abu, dilantik menjadi seorang sarjana, lalu kemudian mereka menapaki jenjang karir yang menyenangkan dan progresif, entah sebagai pegawai bank, kontraktor, admin IT, penambang dan semua pekerjaan yang benar - benar progresif..
semudah itukah kehidupan masa abu2 mereka, kali ini saya mau berbicara tentang fisik/ jasmani mereka di SMA semua kebutuhan mereka terpenuhi, kemudian lulus SMA semua biaya ditanggung tinggal nulis aja dan mikir dikit dibangku kuliah, setelah itu wisuda kemudian kerja.. untuk selanjutnya secara otomatis kalo ditanya orang, orang gk akan mencibir gara - gara pekerjaan yang sepele dan gaji yang sedikit, bahkan orang tua mereka bisa akan berbangga ini lho ,, anakku kuliah di Universitas favorit ini, ini lo anakku sekarang kerja di bank ini, jadi pegawai disini, kerja di telkom jadi admin IT...
Semua sebenarnya hanya berkutat pada satu msalah,
di Indonesia "jangan melihat orang dari covernya itu bullshit"
hampir 90% pekerjaan layak sekarang hanya membutuhkan lulusan S1 entah skill mereka, atau kuliah mereka acak2an atau ndak gk penting, yang penting ada bukti ijazah....
jadi intinya gini, kalo udah punya cover, nah sampul buku itulah yang akan jadi akses semua orang untuk melamar bekerja disini, melamar bekerja disitu, sementara beberapa orang kawa yang lulusan SMA padahal mereka ingin mendapatkan pekerjaan yang layak itu hanya menjadi buruh di beberapa perusahaan besar itu.... ada program beasiswapun, hanya terbatas bagi mereka yang pinter, (secara materi pelajaran tentunya) sedangkan bagi yang setengah2 nasib mereka kembali menjadi buruh lagi... bukan karena tidak pintar, tapi karena memang kemampuan mereka segitu ..(ini tentang IQ seseorang, bukan tentang seseorang yang malas)
ya ini mungkin hanya kritik gk penting, tapi ini sebagian yang ingin diungkapkan banyak teman saya dalam berbagai permasalahan kehidupan mereka dan kemudian mereka terpaksa memendam mimpi2 energik mereka tentang masa depan, diletakkan di bangku kemudian mereka menjadi buruh "biasa".
mungkin sudah terbiasa kita oleh kisah seorang pemalas yang jatuh miskin, kemudian orang rajin yang kaya.
ada beberapa ketidak adilan yang saya rasakan di tengah2 kehidupan sya, pertama anak orang kaya yang sudah jauh kaya, hidupnya seenaknya namun dia akhirnya bisa kuliah seenaknya dan lulus juga tuh dapet ijazah kemudian diterima bekerja di perusahaan yang terkenal, tentu saja dengan income dan jaminan kesejahteraan yang lebih diatas cukup.
yang kedua seorang anak pintar, ranking 1 paralel di bangku sekolah kemudian hanya menjadi buruh pabrik dengan UMRnya, bukan karena dia tidak mau ambil beasiswa, beberapa persoalan pelik melanda kehidupan mereka dia tidak bisa meninggalkan keluarga mereka, sementara dia harus menjadi penopang untuk tonggak makan keluarga mereka., dan kembali ke masalah ijazah dia tak punya ijazah S1 dia hanya jadi kelas pekerja.
yang dan ternyata kembali ke kesimpulan para perusahaan memang "memandang seseorang dari covernya, dari ijazahnya, dari tingkat jenjang pendidikannya" bukan dari nilai daya kerja seseorang ataupun integritas mereka secara keseluruhan.
hanya sebuah tulisan tak penting.
salam Indra agusta
semudah itukah kehidupan masa abu2 mereka, kali ini saya mau berbicara tentang fisik/ jasmani mereka di SMA semua kebutuhan mereka terpenuhi, kemudian lulus SMA semua biaya ditanggung tinggal nulis aja dan mikir dikit dibangku kuliah, setelah itu wisuda kemudian kerja.. untuk selanjutnya secara otomatis kalo ditanya orang, orang gk akan mencibir gara - gara pekerjaan yang sepele dan gaji yang sedikit, bahkan orang tua mereka bisa akan berbangga ini lho ,, anakku kuliah di Universitas favorit ini, ini lo anakku sekarang kerja di bank ini, jadi pegawai disini, kerja di telkom jadi admin IT...
Semua sebenarnya hanya berkutat pada satu msalah,
di Indonesia "jangan melihat orang dari covernya itu bullshit"
hampir 90% pekerjaan layak sekarang hanya membutuhkan lulusan S1 entah skill mereka, atau kuliah mereka acak2an atau ndak gk penting, yang penting ada bukti ijazah....
jadi intinya gini, kalo udah punya cover, nah sampul buku itulah yang akan jadi akses semua orang untuk melamar bekerja disini, melamar bekerja disitu, sementara beberapa orang kawa yang lulusan SMA padahal mereka ingin mendapatkan pekerjaan yang layak itu hanya menjadi buruh di beberapa perusahaan besar itu.... ada program beasiswapun, hanya terbatas bagi mereka yang pinter, (secara materi pelajaran tentunya) sedangkan bagi yang setengah2 nasib mereka kembali menjadi buruh lagi... bukan karena tidak pintar, tapi karena memang kemampuan mereka segitu ..(ini tentang IQ seseorang, bukan tentang seseorang yang malas)
ya ini mungkin hanya kritik gk penting, tapi ini sebagian yang ingin diungkapkan banyak teman saya dalam berbagai permasalahan kehidupan mereka dan kemudian mereka terpaksa memendam mimpi2 energik mereka tentang masa depan, diletakkan di bangku kemudian mereka menjadi buruh "biasa".
mungkin sudah terbiasa kita oleh kisah seorang pemalas yang jatuh miskin, kemudian orang rajin yang kaya.
ada beberapa ketidak adilan yang saya rasakan di tengah2 kehidupan sya, pertama anak orang kaya yang sudah jauh kaya, hidupnya seenaknya namun dia akhirnya bisa kuliah seenaknya dan lulus juga tuh dapet ijazah kemudian diterima bekerja di perusahaan yang terkenal, tentu saja dengan income dan jaminan kesejahteraan yang lebih diatas cukup.
yang kedua seorang anak pintar, ranking 1 paralel di bangku sekolah kemudian hanya menjadi buruh pabrik dengan UMRnya, bukan karena dia tidak mau ambil beasiswa, beberapa persoalan pelik melanda kehidupan mereka dia tidak bisa meninggalkan keluarga mereka, sementara dia harus menjadi penopang untuk tonggak makan keluarga mereka., dan kembali ke masalah ijazah dia tak punya ijazah S1 dia hanya jadi kelas pekerja.
yang dan ternyata kembali ke kesimpulan para perusahaan memang "memandang seseorang dari covernya, dari ijazahnya, dari tingkat jenjang pendidikannya" bukan dari nilai daya kerja seseorang ataupun integritas mereka secara keseluruhan.
hanya sebuah tulisan tak penting.
salam Indra agusta
Tuesday, October 16, 2012
wejangan persahabatan dari SH. Mintardja
kalimat dibawah ini merupakan petikan kalimat, dari padepokan cambuk api di bukit menoreh.
beberapa tahun saya ngangsu kawruh di padepokan ini...
ini dipetik dari bab terakhir kitab api di bukit menoreh, katanya di jilid2 terakhir...(saya sendiri juga kurang tau di bagian mana karena saya baru membaca jilid awal)
demikianlah percakapan antara agung sedayu dan R.Ngabehi Lor ing pasar
"Kita pernah melakukan pengembaraan bersama.
Aku mengenalmu dengan baik dan kau mengenal aku dengan baik.
Kita pernah mencoba mencari, menerawang sisi-sisi dari kehidupan. Kita pernah belajar membaca arti dari kediaman yang sepi, tetapi juga gejolak angin prahara yang bagaikan mengguncang pebukitan.
Kita pernah duduk sambil bercanda dengan hangatnya perapian disaat-saat dingin mencengkam.
Tetapi kita juga pernah berlaga dengan panasnya yang membakar hutan-hutan di lereng pegunungan.
Bahkan juga getar pa¬nasnya api yang terpancar dari berbagai macam ilmu yang tinggi.
Kita juga pernah berendam dalam tenangnya air sendang yang ben¬ing, tetapi kita juga pernah hanyut dan berenang menentang arus banjir bandang. Bukan saja banjir bandang yang tumpah dari deras¬nya air hujan di lereng pegunungan yang gundul karena ulah kita, tetapi banjir bandang yang menderu dari dahsyatnya ilmu kanuragan.
jika nanti senja turun dan malam menjadi gelap, bukankah itu berarti bahwa kita berada di dalam penantian untuk menyongsong matahari yang terbit esok.
beberapa tahun saya ngangsu kawruh di padepokan ini...
ini dipetik dari bab terakhir kitab api di bukit menoreh, katanya di jilid2 terakhir...(saya sendiri juga kurang tau di bagian mana karena saya baru membaca jilid awal)
demikianlah percakapan antara agung sedayu dan R.Ngabehi Lor ing pasar
"Kita pernah melakukan pengembaraan bersama.
Aku mengenalmu dengan baik dan kau mengenal aku dengan baik.
Kita pernah mencoba mencari, menerawang sisi-sisi dari kehidupan. Kita pernah belajar membaca arti dari kediaman yang sepi, tetapi juga gejolak angin prahara yang bagaikan mengguncang pebukitan.
Kita pernah duduk sambil bercanda dengan hangatnya perapian disaat-saat dingin mencengkam.
Tetapi kita juga pernah berlaga dengan panasnya yang membakar hutan-hutan di lereng pegunungan.
Bahkan juga getar pa¬nasnya api yang terpancar dari berbagai macam ilmu yang tinggi.
Kita juga pernah berendam dalam tenangnya air sendang yang ben¬ing, tetapi kita juga pernah hanyut dan berenang menentang arus banjir bandang. Bukan saja banjir bandang yang tumpah dari deras¬nya air hujan di lereng pegunungan yang gundul karena ulah kita, tetapi banjir bandang yang menderu dari dahsyatnya ilmu kanuragan.
jika nanti senja turun dan malam menjadi gelap, bukankah itu berarti bahwa kita berada di dalam penantian untuk menyongsong matahari yang terbit esok.
Wednesday, October 10, 2012
Pamrih
kadang pertentangan beberapa orang besar karena pamrih pribadi pun
kemudian berarus deras menyeret orang2 di lingkungan kekuasaanya..
seperti Hadiwijaya, Arya Penangsang, Kalinyamat dan Sutawijaya.
HIDUP = FILM
para sineas dan penggemar film sering berkata
"film terbaik adalah film yang endingnya susah ditebak, jalannya berliku - liku mampu membawa penonton memasuki atmosfir film.."
beberapa kali ini sering berpikir tentang film ya,, kurang lebih seperti kisah romantis tentang analogi mungkin..
terus melihat jauh ke masa depan yang aku kira tidak akan semakin mudah jika belum sampai puncaknya masa masa kritis..
mahisa murti masih menerawang jauh meraba masa depan.. mau jalan lagi kemana? setelah jadi anak petani kemudian jadi apa?
beberapa teman sekampung sudah mulai jelas, beberapa masih ngangsu kawruh di pendapan masing - masing..
sementara siapa guru mahisa murti?
jalanan berbatu, gunung gunung padas, riak riak jeram, lolongan lolongan serigala malam, tapi tidak tau kelak jalannya akan berhenti sampai dimana...
apakah ini screening pembuatan film itu? jika aktingnya belum bagus akan diulang, dan terus menerus diulang? sampai menghasilkan adegan yang bagus..
atau memang inikah film bagus itu?
Film yang kelak akan aku tonton di masa tua, atau setelah bangkit dari tubuh wadag ini...
film yang mengisahkan berbagai kisah unik seorang anak manusia..
yang hidupnya jauh berbelit - belit dari kehidupan mapan manusia..
film yang juga mengisahkan petualangan - petualangan hebat dengan kawan - kawan yang hebat, dengan semua orang hebat...
bagaimana nanti endingnya? yang jelas kalau aku tua nanti aku punya segudang cerita untuk anak dan cucuku kelak... dan semoga keturunankupun mengalami petualangan yang seru ini...
apalah artinya anak ki lurah yang kelak jadi tumenggung jika dengan sesuatu yang tidak mapan di hidup seseorang bisa berkisah hebat tentang perjalanannya..
gubug penceng semakin ke barat, selamat pagi.. sanak dan kadang di padukuhan kecil Panawijen ini.
salam.
Mahisa Murti,
"film terbaik adalah film yang endingnya susah ditebak, jalannya berliku - liku mampu membawa penonton memasuki atmosfir film.."
beberapa kali ini sering berpikir tentang film ya,, kurang lebih seperti kisah romantis tentang analogi mungkin..
terus melihat jauh ke masa depan yang aku kira tidak akan semakin mudah jika belum sampai puncaknya masa masa kritis..
mahisa murti masih menerawang jauh meraba masa depan.. mau jalan lagi kemana? setelah jadi anak petani kemudian jadi apa?
beberapa teman sekampung sudah mulai jelas, beberapa masih ngangsu kawruh di pendapan masing - masing..
sementara siapa guru mahisa murti?
jalanan berbatu, gunung gunung padas, riak riak jeram, lolongan lolongan serigala malam, tapi tidak tau kelak jalannya akan berhenti sampai dimana...
apakah ini screening pembuatan film itu? jika aktingnya belum bagus akan diulang, dan terus menerus diulang? sampai menghasilkan adegan yang bagus..
atau memang inikah film bagus itu?
Film yang kelak akan aku tonton di masa tua, atau setelah bangkit dari tubuh wadag ini...
film yang mengisahkan berbagai kisah unik seorang anak manusia..
yang hidupnya jauh berbelit - belit dari kehidupan mapan manusia..
film yang juga mengisahkan petualangan - petualangan hebat dengan kawan - kawan yang hebat, dengan semua orang hebat...
bagaimana nanti endingnya? yang jelas kalau aku tua nanti aku punya segudang cerita untuk anak dan cucuku kelak... dan semoga keturunankupun mengalami petualangan yang seru ini...
apalah artinya anak ki lurah yang kelak jadi tumenggung jika dengan sesuatu yang tidak mapan di hidup seseorang bisa berkisah hebat tentang perjalanannya..
gubug penceng semakin ke barat, selamat pagi.. sanak dan kadang di padukuhan kecil Panawijen ini.
salam.
Mahisa Murti,
Subscribe to:
Posts
(
Atom
)