image1 image2 image3 image4

MENATA HATI|MENYAMBUT GERHANA PERADABAN|MENJENGUK MALAM DI SEPI REMBULAN|MENUNGGU PAGI|SANG PIJAR DARI UFUK TIMUR

Thursday, March 29, 2012

ACT OF VALOR movie 2012 (sudah tayang belum ya di Indonesia?)

Jalani kehidupanmu
sehingga rasa takut tidak pernah mati dalam hatimu..
Jaga ibumu,,

dari orang lain dan lingkungan mereka

Ini menjadikan akan membuatmu dihormati
dan kamu lebih mencintai hidupmu
membentuk selangkah lagi hidupmu
memperbaiki segala sesuatu dalam hidupmu
untuk merubah hidup kamu yang lama
dan melayani orang-orang sekitarmu...


Ketika saatnya untuk mati,
tidak akan seperti mereka yang hatinya
dipenuhi dengan ketakutan akan kematian


bahwa ketika saatnya tiba,
mereka menangis,
dan berdoa untuk sedikit lebih lama
untuk menghidupkan kembali kehidupan mereka...
kemudian  mati seperti pahlawan
dalam perjalanan 'pulang'


Liutenant Rorke James Engel

'arc of valor' movie 2012

Didedikasikan untuk para prajurit khusus angkatan laut,- NAVY SEALS

Friday, March 23, 2012

kalau

Kalau engkau pintar jangan sombong
kalau engkau bodoh janganminder
kalau engkau kaya jangan semena-mena
kalau engkau miskin jangan berkecil hati
kalau engkau punya pangkat jangan angkuh
kalau engkau rakyat jangan terkucil
kalau engkau laki jangan engkau cemburu
kalau engkau wanita jangan engkau lihai
kalau engkau berilmu jangan takabur
kalau engkau setia jangan begitu setia
kalau engkau berucap lihatlah langit
kalau engkau sedih tertawalah
kalau engkau bahagia kadang akan menangis..
kalau engkau cuci tangan tanganmu pasti kotor lagi
kalau engkau air pasti dikalahkan api
kalau engkau api pasti dikalahkan tanah
kalau engkau tanah pasti dikalahkan udara
kalau engkau bangsawan kekayaanmu tidak kekal
kalau engkau proletar tak selamanya hatimu proletar

-Indra Agusta-

Monday, March 19, 2012

kehilangan pengamatan diri

setelah kemarin mahisa murti sempat mendinginkan diri Mahisa Murti, Pukat dan Sasi
getaran hati mahisa murti pun semakin berlanjut mahisa pukat yang tidak berani menyatakan perasaan cintanya ke Sasi, akhirnyapun meminta murti untuk mengungkapkan perasaannya.


betapapun bergejolak hatinya, mahisa murti pun berangkat dan singkat cerita mengatakan maksud kedatangannya ke rumah Sasi (rumah Raden Arya Kuda Cemani) dan memberi waktu untuk Sasi, cukup dengan isyarat saja. Mahisa Murti sorenya akan ke rumah itu lagi untuk pamitan sebelum pulang ke padepokan Bajra Seta.


sorenya Mahisa Murti datang dengan ayahnya, Mahendra untuk pamitan dan akhirnya dengan menganggukkan kepala Sasi menerima ungkapan rasa Mahisa Pukat, dada mahisa murti pun bergetaran..namun sebagai yang lebih tua memang harus bisa lebih empan papan terhadap situasi. kemudian Mahendra berbicara berdua dengan Raden Arya Kuda Cemani, sementara mahisa Murti masih berusaha mengendapkan guncangan nalarnya.


kemudian mereka pamit pulang.. mahisa murti memilih jalan lain, Mahendra pun tanggap akan apa yang dialami anaknya.. 
mahisa murti berjalanan di tengah gelapnya bulak...



Ketika ia berdiri di tengah-tengah bulak, maka Mahisa 
Murti itupun menghentikan langkahnya. Dipandanginya langit 
yang biru gelap digayuti oleh bintang gemintang dari 
cakrawala sampai ke cakrawala. 


Mahisa Murti mencoba beberapa kali menarik nafas dalam-
dalam untuk mengendapkan perasaannya. Namun setiap kali 
perasaannya yang telah bergejolak itu bagaikan menyala 
membakar isi dadanya. 


Tiba-tiba saja Mahisa Murti berdiri tegak diatas kedua 
kakinya y ang renggang. Kedua tangannya y ang mengepal tinju 
diangkatnya setinggi bahunya. 


Satu teriakan nyaring telah melengking memecahkan 
sepinya malam. Geterannya telah terlontar jauh membentur 
udara malam yang dingin. Gemanya pun telah bersahutan dari 
satu sisi dan sisi yang lain. 


Namun suaranya ternyata tidak meny entuh telinga siapa 
pun sehingga teriakannya sama sekali tidak menarik perhatian 
seorang pun. Bulak itu memang sepi, sesepi hati Mahisa Murti 
itu sendiri. 


Namun dengan demikian rasa -rasanya beban di dada 
Mahisa Murti berkurang. Meskipun masih terasa betapa 
pahitnya kenyataan yang harus dihadapi, namun Mahisa Murti 
telah menemukan kembali keseimbangan jiwanya. ...


#galau

Sunday, March 18, 2012

mahisa murti dan mahisa pukat


pertempuran di Kabuyutan Bumiagara antara pasukan kediri yang memberontak dengan singasari, dengan kabuyutan Bumiagara, dibantu prajurit Sandi Kediri dan Singasari serta beberapa cantrik dari padepokan Bajra Seta.


Mahisa Murti dan Pukat  kemudian mengunjungi ayahnya di Kotaraja, dan kemudian singgah di tempat Pemimpin Prajurit Sandi Singasari Raden Arya Kuda Cemeni, yang selalu berpakaian hitam dan konon memiliki ajipanglimunan. ketika singgah putrinya menyuguhkan jamuan kepada mereka dan hati Mahisa Murti dan Mahisa Pukat tertambat kepada Sasi. 


Semakin lama semakin akrab hubungan mereka. sampai akhirnya Arya Kuda Cemeni mengunjungi Mahendra untuk membicarakan masalah tersebut. dan kedua orang tua itu berpendapat sama. kemudian yang waskita adalah Mahisa Murti yang lebih dahulu tanggap keadaan kemudian dia dengan caranya yaitu mengajak pukat untuk kembali ke padepokan. walaupun hatinya terobek namun dia tidak menginginkan perselisihan diantara mereka.


berikut ketika Mahendra berbicara berdua dengan Mahisa Murti, tanpa sepengetahuan Mahisa Pukat


Namun dalam pada itu, Mahendrapun bertanya 
”Kapan kau akan kembali ke Padepokan Bajra Seta?” 
“Segera ayah. Dua atau tiga hari ini.” jawab Mahisa Murti. 
Mahendra mengangguk-angguk. 
Sementara Mahisa Pukat nampak gelisah.
 Ia seakan-akan berdiri dipersimpangan jalan. 
Rasa -rasanya memang sulit untuk mengambil sikap. 
Apakah ia akan ikut Mahisa Murti kembali ke Padepokan atau ia akan 
tetap tinggal di Singasari. 


Namun keputusan Mahisa Murti yang pasti bahwa ia akan 
kembali seorang diri ke Padepokan Bajra Seta atau bersama 
bersama dengan satu dua orang prajurit sebagai kawan 
berbincang telah membantu Mahisa Pukat untuk mengambil 
keputusan. 


Demikianlah maka Mahisa Murtipun dihari berikutnya 
telah mulai berbenah diri. Sementara Mahendra yang 
mendapat kesempatan berbicara tanpa kehadiran Mahisa 
Pukat telah bertanya berterus terang, apakah alasan yang 
mendorongnya untuk meninggalkan Mahisa Pukat di 
Singasari. 

Mahisa Murti menarik nafas dalam-dalam. Dengan nada 
dalam ia berkata ”Aku kira ayah dapat menangkap 
perasaanku. Aku dan Mahisa Pukat telah memasuki sebuah 
taman yang sama. Karena itu, maka salah seorang diantaara 
kami memang harus menarik diri jika kami tidak ingin saling 
berbenturan.” 

“Aku harus mengucapkan terima kasih atas sikapmu itu 
Murti. Ternyata bahwa kau benar-benar telah berpikir dewasa. 
Namun itu bukan berarti bahwa kau untuk selanjutnya akan 
jauh dari seorang perempuan. Karena telah menjadi garis 
kehidupan, bahwa seorang laki-laki akan menjadi sisihan dari 
seorang perempuan.” 


“Aku mengerti ayah” jawab Mahisa Murti ”pada suatu saat 
tentu akan datang waktunya. Aku harus berusaha menghapus 
bekas yang tergores dalam sekilas waktu didalam hidupku ini.”



Mahendra telah menepuk bahu anaknya sambil berkata 
”Aku yakin bahwa kebesaran jiwamu akan dapat mengatasi kesulitan perasaanmu.” 
“Aku mohon restu ayah.” desis Mahisa Murti kemudian. 



hijaunya lembah hijaunya lereng pegunungan jilid 101
hlmn 8066, S.H.Mintardja

Monday, March 5, 2012

untuk kawan dan saudara

Keadaan dan realita yang membesarkan saya,
hari - hari yang hebat telah saya lalui, dengan teman - teman yang hebat pula..
berbagi keluh, berbagi masalah, menghadapi masalah, menikam dan kadang tertikam

berkelakar sampai larut malam, membicarakan hal - hal yang jarang di bicarakan pemuda seusia saya,
berbicara tentang negara dari sisi netral, berbicara tentang hutan  yang mulai gersang
langkah - langkah kecil  orang - orang bawah..
sampai banyolan jorok ketika malam telah larut,

semuanya indah, semuanya cantik terasa..
ya seperti 'ujung aspal pondok gede'
memang kemudian waktu yang berbicara panjang..
ketika kebersamaan itu kini terhalang berbagai kesibukan, pekerjaan, kuliah, dan aktivitas lain..
semuanya memang masih sama, namun intensitasnya yang berkurang..
mereka dan saya berpacu dengan kuda masing-masing menuju hidup yang masih panjang(mungkin)..

merencanakan apa yang terbaik buat kehidupan mereka kelak, apapun hambatannya, apapun keluh kesah yang mereka lampiaskan... tapi tetap mereka ingin yang terbaik yang mampu mereka capai..
ini bukan semata persoalan materi, tapi lebih ke nilai - nilai yang akan mereka dapat setelah melalui perjalanan ini..
output apa yang akan mereka dapatkan dari apa yang telah mereka perbuat,

saya terkadang kangen dengan tingkah laku kocak dari kakak, teman dan adik-adikku yang sekarang entah mereka berada dimana, yang saya tau pasti itu adalah jalan terbaik buat kehidupan mereka dan saya tentunya...

akankah saya akan melalui perjalanan cantik bersma mereka lagi, entahlah..
hidup ini untuk disikapi, bukan hanya berkeluh kesah...
mari terus berjalan saudara - saudaraku.. menjadi dewasa tentunya, 
mungkin kelak kita akan bertemu dalam keadaan yang berbeda, namun kenangan indah itu akan tetap terukir di hati saya entah kalian...

ya mungkin kata terima kasih tepat untuk menggambarkan perasaan ini,
saya berharap di masa tua saya nanti saya masih bisa bertemu dengan kalian,
bercerita semalaman dengan kalian..
atau menghirup kabut - kabut tipis di tengah tengah hutan belantara..
terima kasih, teruslah melangkah..
dan mari melangkah..

Sampai kita kembali dipertemukan untuk menikmati kerinduan akan kebersamaan.

Indra A.