sore ini hujan deras, ditemanin "Kesaksian-nya iwan fals"
langsung saja, mari kita berpikir tentang realistik, real is kapitalistik
kehidupan nyata sekarang memang kadang membingungkan, bikin iri, bikin dengki kadang...
setlah berbicara ngalor ngidul dengan beberapa kawan tentang hidup, kerja, cinta, dan problematikannya akhirnya ada sebuah kesimpulan di sisi yang agak radikal yaitu real is kapilalistik , ya kehidupan kita sekarang memang tidak bisa terlepas dari namanya UANG..
semua orang saya yakin butuh uang, disisi lain itu ada jabatan, pangkat, dan kekayaan..
beberapa orang ada yang masih bisa waspada, bijak dalam memerankan lakonya terhadap kekuasaan uang... namun disisi lain banyak orang sekarang terlarut dalam kekalutan itu,
disana sini orang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan uang...
entah orang itu miskin atau kaya sama saja, bagi mereka yang berpikir uang itu segalanya maka mereka akan mengejar itu berapapun pengorbanannya...
lewat korupsi misalnya, kemudian menjadi penghasut, atau mencari pesugihan.. ada apa ini?
banyak laki-laki yang memburu uang demi obsesi jabatan, atau gelar kekayaan atau jabatan..
menghalalkan segala cara demi meraih jabatan itu..
laki-laki itu bergerak menuju titik dimensi kekosongan aklak.. mereka hanya terbuai kekayaan tanpa peduli dengan apa mereka mendapatkan kekayaan itu.... entah lewat cara yang sah maupun tidak sah...
kemudian kisah lelaki yang miskin ingin hidup layak...terbuai oleh uang besar milik tuan tuan tanah...dia rela menjadi anjing tuan-tuan itu diperlakukan semena-mena asalkan dapet uang..
atau kisah tentang seorang yang ingin mendapatkan jabatan, atau pangkat dengan membayar beberapa peser uang... ya aneh memang mau dapat jabatan saja mbayar kalo sudah jadi pejabt akhirnya korupsi...
sementara itu banyak wanita-wanita yang terbuai dalam gemerlapnya dunia, menjual dirinya untuk meraup keuntungan sebanyak-banyaknya...entah itu rumah, pakaian atau kendaraan dll.,. mereka menjadi tikus yang menggerogoti lelaki-lekaki hidung belang lainnya...
ada juga beberapa kisah tentang wanita yang menjadi penjilat, mendekati lelaki ketika lelaki itu kini mempunyai jabatan, pekerjaan yang layak, ato tahta yang tinggi ya inilah realistik..
mungkin wanita -wanita itu berpikir biar segala kebutuhanku tercukupi dan aku kelak akan bahagia di perjalanan hidupku... asal ada uang okelah abang disayang...
atau ada jabatan okelah, aku ini lo...istrinya jendral ini, jendral itu, kapten ini kapten itu...
padahal dulu pada masa mudanya wanita -wanita ini mencampakkannya atau bahkan cuman tersenyum sinis atau jijik mungkn...tapi sekarang berbeda tuan....
dan hal ini tentunya tidak juga untuk wanita saja, pasti para lelaki juga ada yang mencari seperti ini untuk kelangsungan hidupnya yang seperti tikus itu...
yah berbicara realita memang berbicara hari ini makan siapa?
tumpang tindih , carut marut negara dan kekuasaan di negeri ini memaksa orang-orang yang tidak "menep lair batin" menjadi serigala - serigala buas di tengah arus globalisasi..
ada juga yang karena tuntutan ekonomi, atau mungkin keluarga kecilnya yang berdemo...
di belahan bumi lain, ada orang orang yang sedang mengabdi, pada kejujuran, pada Tuhan tanpa memandang apapun agamanya... mereka tetap berpikir jernih , memakan apapun yang mereka dapat dan mengabaikan keinginan-keinginan menjadi kaya, berpangkat dll meskipun kadang mereka juga memimpikannya...
tapi mereka terus berjalan, meniti hidupnya menjadi pengabdi
menjalani hidup apa adanya... asalkan iklas tentu akan baik pada akhirnya...
semoga bermanfaat , :)
saya akan tutup tulisan ini dengan lirik terakhir dari "kesaksian" semoga menjadi doa.....
LAGU INI JERITAN JIWA HIDUP BERSAMA HARUS DIJAGA...
LAGU INI HARAPAN SUKMA HIDUP YANG LAYAK HARUS DIBELA...
LAGU INI HARAPAN SUKMA HIDUP YANG LAYAK HARUS DIBELA...
dan kata dari Abah Iwan, sang pendaki tua...
Tidak semua orang akan menjadi kapten, tentu harus ada awak kapalnya.Bukan besar kecilnya tugas yang menjadikan tinggi rendahnya nilai dirimu. Jadilah saja dirimu sendiri sebaik-baiknya dari nilai dirimu sendiri.
sekali lagi ini hanya tulisan, dari beberapa titik dimensi kehidupan...
indra agusta
No comments:
Post a Comment