image1 image2 image3 image4

MENATA HATI|MENYAMBUT GERHANA PERADABAN|MENJENGUK MALAM DI SEPI REMBULAN|MENUNGGU PAGI|SANG PIJAR DARI UFUK TIMUR

Tuesday, January 3, 2012

tentang membunuh

"Jika aku membunuhmu, maka yang terjadi
bukan apa-apa lagi.
Wajar,
 seperti kebanyakan orang.
Membunuh karena orang itu dianggap berbahaya dan sudah
berusaha membunuh orang lain.
Sedangkan aku ingin
melakukan yang lain. Tidak seperti kebanyakan orang.
Terserah kepadamu, apakah kau dapat menghargai sikapku
atau tidak. Tetapi ingat pesanku. Jika kau tidak menghargai
sikapku, maka seisi padepokan Tangan Timah akan aku
hancur leburkan. Aku akan melakukan justru melampaui
tindakan yang diambil oleh orang-orang kebanyakan.”

kata - kata Mahisa Pukat kepada Guru padepokan Tangan Timah yang sewenang-wenang,
-Hijaunya lembah hijaunya lereng pegunungan jilid 74, halaman 6167-

ya membunuh bukanlah tujuan akhir dari sebuah pertarungan, tujuan utama manusia bukanlah membunuh tapi berbakti kepada sesama,... kalau memang masih bisa dikendalikan ya diingatkan,.
tidak seharusnya kita saling membunuh, justru dengan memaafkan hal yang tidak masuk akal bagi orang lain maka akan ditemukan sebuah nilai dalam paugeran yang tidak biasa tersebut...

No comments:

Post a Comment