image1 image2 image3 image4

MENATA HATI|MENYAMBUT GERHANA PERADABAN|MENJENGUK MALAM DI SEPI REMBULAN|MENUNGGU PAGI|SANG PIJAR DARI UFUK TIMUR

Tuesday, June 5, 2018

ORA KEMARÚK

Membuka lapak pada dini hari. Memanggul dagangan sepanjang jalan dari dan menuju rumah. Bagiku ini Pemandangan fantastis di era kita beli kopi saja gulanya dipisah dan kita disuruh mengaduk sendiri.

Satu sénik besar berisi nasi, dan satu jelai besar berisi kuah kare. Sambal, kecap dan rambak sebisanya diangkut sebagai pelengkap.

Di era kapitalisme dan kita berlomba-lomba mencari keuntungan, Bapak ini berpuasa. Menahan dirinya dari gejolak ambisius mencari laba dan keuntungan sebanyak-banyaknya.

Bapak ini tak pernah menambah atau mengurangi takaran nasi dan kuah karenya. Berapapun yang terjual itu rejekinya. Jika sudah habis dia tak lantas menambah atau memperbanyak nasinya, tapi mencukupkan dirinya, berpuasa supaya pedagang kare lain disekitar pasar ini sama-sama kebagian rejeki.

Puasanya yg lain adalah dia tidak menjual minuman, teh hangat dipesan dari angkringan disebelahnya. Supaya jalinan sosial terjaga.
Kayu bakar yang dia bawa juga secukupnya, cukup untuk terus memanasi kuah karenya.

Ora kemaruk, tidak serakah adalah nilai yang sangat mahal dimana manusia, masyarakat bahkan negara terus menerus yang ada jaringan otaknya hanya laba, laba dan laba.

Bapak ini otentik, dia ini syahadatnya murni, dia itu saksinya Allah bahwa tiada lain selain dirinya yang memberi hidup rejeki dan kematian. Sekalipun saya tak pernah tau dia berbicara agama, atau dia mengucapkan syahadat tapi menurut saya bapak ini sudah merepresentasikan dari keimanan mutlak pada Sang Khalik, berupa iman akan rejeki, cinta pada sesama, dan puasa dalam menjalani hidup bukan obsesif apalagi ambisius, ya hidup sesederhana berbagi rejeki diantara sesama pedagang makanan di Pasar Matésih ini.

Mencari ilmu Tuhan tak hanya lewat kitab, gunakan hatimu, bacalah sekeliling keadaanmu lihatlah Ayat-Ayat Tuhan bertebaran di udara.

Disemesta cinta-Nya.

Gusti mberkahi jenengan pak..
Pasar Matesih, Kab. Karanganyar.
6 Juni 2018

-Indra Agusta

#agustaisme

No comments:

Post a Comment