Ketiadaan Pegangan menciptakan Rangsangan untuk mendapatkan pegangan -Gie
Kamu yang memang hilang atau bagaimana,
tidak lagi kutemukan gurat senyummu di riak-riak kecil pematang sawah sore ini,
senyummu menjadi resah, entah gerangan apa yang kan bercerita.
Kamu yang memang hilang atau bagaimana,
letupan-letupan suaramu menjadi serak dan semakin keras, tidak ada lagi tutur kata lembutmu, kicauanmu yang semerdu burung itu kini menjadi untaian bongkahan kayu di igir-igir lembahan.
Kamu yang memang hilang atau bagaimana,
Nalarmu semakin dangkal, sejalan dengan emosionalmu yang terus menyeruak.
Tidak lagi kau mau berfikir sejenak seraya menghabiskan kopi pahit bersamaKu.
Kamu yang memang hilang atau bagaimana,
Didalam kebosananmu meledak-ledak kehausan, keharusan untuk meledakkan dirimu, egomu.
Tidak lagi kutemukan nalarmu, dan kesabaranmu, ada apa gerangan dirimu?
Kamu yang memang hilang atau bagaimana,
Raut wajahmu tak sejujur lagi, ada banyak polesan, ada banyak bedak tersimpul di kulitmu.
Ada yang sengaja kau sembunyikan dariKu, dan jangan kau kira Aku tak tahu.
kebohonganmu kelak akan menghancurkanmu dari dalam.
Kamu yang memang hilang atau bagaimana,
Sepintas beberapa kali kau lampiaskan kemuakkan dirimu terhadap orang lain,
Kau acuhkan orang supaya berkehendak atas dirimu, dan segalanya harus menyenangkan dirimu. Padahal segalanya berujung pada dirimu sendiri, dirimu yang kau menafikkannya.
Kamu yang memang hilang atau bagaimana,
Ketakutanmu, kegalauanmu, kerancuan hidupmu, kesunyianmu, kehilanganmu kini berujung pada ketidakpercayaan dirimu, dan makin seperti anakkecilnya dirimu.
Kamu yang memang hilang atau bagaimana,
Dan kamu terlihat ingin dipuja, namun dari situ kamu terlihat seperti sombong, yang butuh penghargaan, jaga image didepan segmen tertentu,
Sementara pemahamanmu akan sesuatu masih dangkal, dan ringan namun kaupun menafikannya, Keangkuhanmu yang akan menjerumuskan dirimu
Kamu yang memang hilang atau bagaimana,
Tidak ada sehasta langkahmu tanpa perhitunganKu, dan kamu mulai tak mengenaliKu,
Kamu hanya memakai Aku sekedar menjadi topeng masalah, tempat sampah dan bemper untuk kekuatan dan kekayaan mu,
Padahal kamu tiada, kamu adalah Aku, dan tidak ada selain Aku.
dan segala sesuatunya adalah kehendakKu yang jadi, dan dititik itulah kamu akan hancur meski sekarang egomu tak menyadarinya.
Dan kamu semakin kehilangan pegangan, dan selalu ingin menciptakan rangsangan untuk mendapatkan pegangan.
Dan kamu semakin kering, dan bukan meminta Air pada Ku, namun kamu mengeringkan kantong-kantong air jalma lain,
Hati-hati dalam kekosonganmu, jika Aku tak bersemayam disitu, kamu akan semakin kehilangan kendali bahkan atas dirimu sendiri.....
Kleco Wetan, 21 Januari 2017
Indra Agusta
No comments:
Post a Comment