Bilamanakah harapan kan pupus, bilamanakah derai gitar kan putus.
Sementara yang kau dendangkan bukan lagu sendu.
Sementara yang kau dendangkan bukan lagu sendu.
Tapi riak-riak sungai kecil waktu itu mengingatkan ku akan segala mimpiku, mimpi darimana semuanya akan begitu indah namun ternyata jalan yang kutemui memang berbeda. Jengkal demi jengkalnya terasa semakin asing. Terasing.
Lalu dimanakah gundah, dimanakah resah? nampak semakin pudar jaraknya, apa yang kau susupkan ke dalam sukmaku sampai kelu hati berpadu.
Diujung bukit pinus-pinus itu memanggil kita untuk kembali berdecak canda, namun ternyata lamunan semakin membawa ku kedalamnya.
Mungkinkah langit terang? aku melihat tandanya disela-sela kening dan bening matamu, tersimpan sejumlah goresan-goresan senja yang nampak tak mau mengering.
Dalam beberapa malam yang kurasa begitu gelap, suara burung kedasih sayup perlahan, menghiasi beberapa tingkap dan jendela kalbu.
Apa yang tengah kau ingin bisikkan ditengah semilir angin, dan belaian kabut malam itu?
Lalu terang kemudian hinggap, dan kita kembali kepada kita masing-masing..,
Berlaku, menuju, melaju kepada hakikat dari siapa
dan apa yang sebenarnya kita cari..?
Berserah...........
dan apa yang sebenarnya kita cari..?
Berserah...........
gabstumblr |
Lereng Lawu Utara, 9 Oktober 2016
Indra Agusta
No comments:
Post a Comment