BERGURU, BERBURU MASA LALU
Oleh : Indra Agusta
Bagi banyak orang yang terkesima dengan teori-teori modern, lebih percaya bahwa mereka akan menjadi sesuatu ketika mengejar apa yang disebut masa depan. Mereka pikir visi yang mereka cadangkan ada dimasa depan, segala harapan-hgarapan yang mereka tuliskan berasal dari masa depan, namun mereka lupa bahwa semua keinginan soal masa depan adalah catatan-catatan yang sudah dicapai orang lain dimasa lalu, dan kita ingin untuk menjadi seperti mereka, atau kalau dalam perenungan yang lebih lagi ternyata masa depan itu sekumpulan mimpi dari masa lalu.
Lalu ada sebuah konsep tentang kelahiran menuju kematian, dikiranya dari lahir sampai mati merupakan sebuah garis lurus/linier. Apakah memang begitu? Tentu tak selalu begitu, dunia ini ketika kita mau berpikir lebih luas sangat relatif dengan berbagai kemungkinannya.
Ada banyak kawan yang berkata kepada saya bahwa saya adalah tipikal orang yang susah untuk move on setelah menjalani sebuah hubungan, mungkin memang benar begitu. Buruknya saya termasuk orang yang terlalu memfilter siapa-siapa saja yang mendekat dan masuk kedalam ring-ring tertentu di alur kehidupan saya. Berita baiknya, dari waktu move on yang lama itu saya bisa belajar banyak hal soal apa yang selama ini saya putuskan, pertimbangan-pertimbangan lebih tentunya menyangkut masa depan.
LINIER DAN CIRCULAR
Lalu kita terus menuju ke masa depan, meminjam istilah orang sekarang dengan bertambahnya hari dan waktu. Seolah-olah kita benar-benar meninggalkan masa lalu.
Saya teringat dalam sebuah sabdanya Raja Salomo/Sulaiman pernah berkata
"kita semua berasal dari debu dan kembali ke debu"
lalu juga ada konsep
"Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun"
sesungguhnya kita hidup berasal dari Allah dan kembali ke Allah.
Titik awal dan akhir yang sama inilah yang saya maksud bahwa hidup itu dalam skala yang lebih luas adalah sebuah lingkaran, karena berawal dari titik awal dan menuju titik akhir yang sama.
Dari pemahaman inilah akhirnya ketemu pemahaman bahwa manusia memang tidak bisa terlepas dari jerat masa lalu. Past, Present, Future. semuanya saling berkait-kaitan. Lalu pada prakteknya mereka yang tidak bisa belajar dari masa lalu bisa jadi akan jatuh pada lubang yang sama yang pernah mereka jalani, dan jatuh dilubang itu (lagi).
Kalo mau ditarik lebih luas ke negara misalnya, kita akan kenal istilah nyentrik dari bapak Proklamator berbunyi "JAS MERAH" yang menekankan untuk belajar dari masalalu soal-soal tata kenegaraaan. Beruntung sebagai bangsa yang besar kita juga punya sejarah yang besar, Ada Sriwijaya, Majapahit dan berbagai kerajaan lainnya. Mereka semua punya konsep dalam membuat pemerintahan yang sesuai dengan geografi dan demografi bangsa ini. Ironinya, bangsa ini malah belajar dari negara lain, soal apa saja, sementara anak-anak muda juga mulai tergerus budaya pop yang ringan dan gampang dicerna, lalu melupakan kebudayaan asli dimana dia dilahirkan dan tinggal. Tentu jika ingin berbicara tentang ini akan ada banyak kemungkinan-kemungkinan yang menjadi penyebab bagaimana generasi muda ini tergerus arus yang tidak bisa mereka kendalikan.
Tapi saya tidak mau berbicara lebih banyak tentang negara ditulisan ini, karena mungkin tidak akan banyak berguna karena memang tidak banyak orang yang suka berbicara tentang politik kenegaraan. Saya hanya ingin menekankan bagi semua orang untuk tidak lupa akan sejarahnya sendiri. Seperti yang pernah saya tulis lalu bahwa manusia sebenarnya tidak punya hak azazi apapun dimata Tuhan. Proses kelahiran dengan segala keterkaitannya terhadap kebudayaan bawaan merupakan mutlak keputusan Tuhan lengkapnya silahkan baca tulisan saya dahulu (Cek link http://panawijen.blogspot.co.id/2016/02/personalitas-karena-manusia-tidak-bisa.html)
Dan akhirnya Masa lalu, adalah tolak ukur dari semua keputusan yang terjadi di masa depan, semua perhitungannya ada dalam rekaman-rekaman keputusan, informasi, input atau apapun yang terjadi dimasalalu dari situlah sebuah standar akan diputuskan, dijatuhkan.
Dan akhirnya Masa lalu, adalah tolak ukur dari semua keputusan yang terjadi di masa depan, semua perhitungannya ada dalam rekaman-rekaman keputusan, informasi, input atau apapun yang terjadi dimasalalu dari situlah sebuah standar akan diputuskan, dijatuhkan.
Masa lalu, menentukan Hari Ini, Hari Ini Menentukan Masa Depan. Dan Jalannya masa depan akan terkait dengan semua kejadian yang terjadi dimasa lalu, baik dan buruknya. Sisanya adalah keputusan Prerogratif Tuhan soal jalan hidup manusia, yang kita mungkin bisa sedikit-dikit merayu-Nya, supaya terpancar kebaikan hati-Nya, meski manusia memang terlalu naif untuk tidak bersyukur atas setiap waktu yang dialami.
Lalu saya terus menjaga masa lalu, sementara diluar sana banyak orang melupakan masa lalu, karena dikirannya masa depan yang terbentang tidak ada hubungannya dengan hari ini,atau kemarin.
Lalu saya terus menjaga masa lalu, sementara diluar sana banyak orang melupakan masa lalu, karena dikirannya masa depan yang terbentang tidak ada hubungannya dengan hari ini,atau kemarin.
Selamat Berburu masa lalu, untuk menentukan di titik mana kalian akan memulai sesuatu supaya tidak ada crash yang berujung pada stress, penyakit bahkan kematian sia-sia. Supaya tidak terlalu ikut arus dari kebudayaan global yang tentunya bukan sesuai dengan software yang Tuhan berikan kepadamu.
Setelah menemukannnya berusahalah keras untuk mendapatkan teknologi apa yang terkandung didalamnya untuk menggenapi perangkat-perangkat yang ada dalam tubuhmu, supaya seimbang dan menjadi apa yang Tuhan inginkan. Tidak ada yang kebetulan dalam semuanya, tidak ada yang salah dalam kebudayaan selama kalian benar memahaminya, kecuali memang ada orang-orang yang sengaja ingin menjauhkan kalian dari sejatining diri kalian sendiri.
Sukowati, 17 Oktober 2016
No comments:
Post a Comment