"Karena terburu-buru nikah / pacaran tanpa perhitungan yang jelas akan menjadi neraka seumur hidup. Ati-ati nglakoni urip."
- Simbah Putri
Ya mungkin memang begitu, beruntungnya saya lahir di keluarga yang harus memperhitungkan matang2 setiap keputusan.
Terlalu jenuh saya melihat kehancuran sebuah rumah tangga hanya karena salah keputusan, hanya karena jatuh cinta [saja], kebosanan demi kebosanan yang berujung pada perselingkuhan, perceraian, dan penelantaran anak-anak kecil yang sejujurnya masih memerlukan bantuan untuk membangun hidupnya.
Pola-pola yang kian terus berkembang diturunkan kepada anak dan cucu karena memang tidak mau belajar dari pengalaman, atau cenderung larut dalam sebuah keadaan dan tidak mempunyai daya untuk melawannya, untuk berpikir akan solusi terbaik dari penyelesaian sebuah konflik.
Pada akhirnya memang benar kata simbah, membangun sebuah keluarga bukan hanya sekedar janji akad nikah di depan Pendeta, atau Pak Naib. tapi lebih pada perhitungan matang setiap langkahnya, tidak selalu harus berhasil namun terus menghitung-hitung segala kemungkinan....baik dan buruknya.
Membangun kesadaran berpikir menentukan pola dari sesuatu yang keliatannya tidak berpola menjadi berpola.
Kleco Wetan, Juni 2016
Indra Agusta
No comments:
Post a Comment