image1 image2 image3 image4

MENATA HATI|MENYAMBUT GERHANA PERADABAN|MENJENGUK MALAM DI SEPI REMBULAN|MENUNGGU PAGI|SANG PIJAR DARI UFUK TIMUR

Saturday, June 11, 2016

Puasa sepanjang hidup

Lalu apa perlu saya berkata tentang apa yang saya puasakan sepanjang hidup saya.
Toh sampai sekarang saya hampir menyingkirkan semua keinginan saya untuk segala sesuatu yang lebih penting.

Banyak manusia dan orang2 sekitar saya terlalu kemaruk, untuk menggapai segala sesuatu. Nafsunya begitu buas untuk pencapaian tahap dirinya sendiri.

Banyak orang yang tega menginjak orang lain, saudara bahkan mungkin ayah ibunya supaya dia dicap sebagai seorang yang berhasil. Rela orang lain lapar asalkan dia kenyang, bahkan berlebihan. Tidak peduli akan nasib keluarganya asalkan dia senang, tidak peduli nasib sekelilingnya asalkan dia bisa sukses, terlalu banyak orang yang demikian dan semakin banyak nampaknya.

Jadi tolong selama anda tidak tau saya, jangan ukurkan apa yang menurut anda sebagai ukuran baku kepada saya.

Hidup saya dengan anda begitu berbeda, namun jika yang anda ukurkan tentang esensi puasa saya tahu betul karena sepanjang hidup saya adalah mengalah, dan berpuasa dalam segala aspek, segala pilihan-pilihan hidup, jalan-jalan hidup, pandangan2 masa depan yang harus saya singkirkan untuk kepentingan yang lain yang lebih baku dan penting. Mengalahkan semua ego agar semua bisa berjalan setidaknya seimbang, dan anda tidak pernah mengerti karena memang pandangan anda terlalu sempit.

Puasa yang saya jalankan seumur hidup tidak serendah hanya makanan dan minuman, karena saya tidak lagi takut soal lapar dan haus, ada banyak hal diluar sana yang telah saya alami dan tidak pernah kalian alami sebagai manusia biasa, dan saya berusaha untuk melewatinya

Setiap orang punya bekal, dan arus perjalannya sendiri...
tentu juga tentang pilihan-pilihan pertimbangan kompleks atas segala sesuatu.

Sragen, 11 Juni 2016
Indra Agusta

No comments:

Post a Comment