image1 image2 image3 image4

MENATA HATI|MENYAMBUT GERHANA PERADABAN|MENJENGUK MALAM DI SEPI REMBULAN|MENUNGGU PAGI|SANG PIJAR DARI UFUK TIMUR

Wednesday, June 18, 2014

Hujan Bulan Juni

Lalu pagi menjelma menjadi titik titik embun...
yang menyejukkan....

diantara ilalang, aku dan kau berjalan menembus jalan berliku...
jalanan pagi ini sepi, lengang.....

pasir pun berbisik, aku telah lelap oleh malam.... dan takkan tergantikan,  malam2 ketika aku bisa bergurau, berjalan menikmati indahnya taman mimpi, seperti takut malam enggan berlalu, berganti siang yang terus mencekam...

guyuran hujan semakin terasa....tanganku kaku, lidahkupun beku..
aku tak tau, tapi aku merindu....

langit semakin gelap, tapi  aku tau esok matahari harus cerah,
aku tak boleh rebah, karena nanti malam aku akan menjumpaimu di bunga2 tidur...
di kala sang senja pulang ke peraduannya,di malam yang dingin dan meneduhkan....
di situ akan kutitipkan rinduku di kedua bola matamu...

agar disetiap kedipannya... kaupun merasakan beratnya rinduku, lalu kita berjalan lagi di taman mimpi, dan akupun tak mau segera berlalu...


ini Hujan di bulan Juni, ..
dikala syair-syair  kang Sapadi Djoko Damono melantun indah terus berputar lagi di tingkap-tingkap langit ingatanku...

Sementara kita saling berbisik
Untuk lebih lama tinggal..
Pada debu, cinta yang tinggal berupa
Bunga kertas dan lintasan angka-angla

Ketika kita saling berbisik

Di luar semakin sengit malam hari
Memadamkan bekas-bekas telapak kaki, menyekap sisa-sisa unggun api

Sebelum fajar. Ada yang masih bersikeras abadi...

with love.
Indra Agusta

No comments:

Post a Comment