Savana Merbabu |
merbabu, salah satu atap bumi Jawa ini kembali mengantarkanku akan kerinduan terhadap Tuhan...lewat ciptaanya, dan pula sebagai sujud syukur... karena manusia cuman mahkluk kecil dihadapan-Nya,
kembali ke hutan, ke gunung bukan karena sebagai ajang kesombongan, menaikkan jam terbang, ambisi sampai puncak seperti anak muda jaman sekarang,
Namun hanya sebagai ladang pengembaraan diri, menyepi, instropeksi diri, untuk melangkah di titik-titik kehidupan yang menanti didepan...
waktu bergulir, proses selalu membuahkan pisau yang lebih tajam, atau mungkin buah yang lebih matang?
ketika kekalutan semakin memuncak, dan seperti kehilangan pijakan... mungkin gunung dapat memberi sebuah perenungan tersendiri, atau mungkin bintang-bintang di langit akan terus senantiasa memberi harapan walau kabut dingin datang semakin pekat...
tapi aku tau, badai pasti berlalu... masalahnya cuman kuat atau enggaknya kita berdiri di tengah badai... dan "bintang" itu masih ada, didalam diri kita masing2...sebagai penghibur, sebagai sandaran, sebagai penguat dikala hati gelisah.....
Ya, dia akan setia menemani dikala gelap,sampai matahari esok menyingsing berganti dia tetap ada meski sinarnya tak seberapa... namun didalam hati bintang itu terus bersinar cerah...
.... ini merbabu yang sama, tanah yang sama, puncak yang sama dan matahari yang sama..
kita cuman bagian kecil dari konspirasi semesta.... dimana Tuhan berkuasa dan bertahta diatasnya...
di tengah peluh yang deras mengalir, ditengah dingin yang mendekap.., kucumbu kembali kau merbabu, dan ini yang ke delapan...sejak delapan tahun yang lalu...ketika tanah belum dipijak seramai ini,..
namun malam-malam gelap di lindungan kabut, di savana itu.. sementara headset mengalun pelan nada nada dari Sigur Ros...aku kembali menemukan ketenangan itu, ketenangan Tuhan yang meneduhkan...
dan aku semakin merindumu...ransel kotak...mari berjalan bersamaku lagi, menemani langkah2 hidupku kelak...
dan setiap gunung mempunyai makna tersendiri, berbeda disetiap perjalanan....meskipun di gunung yang sama...
mendung berganti datang, langit pekat berganti fajar yang terang benderang...seakan memberi harapan baru, harapan untuk tetap tabah menghadapi badai hidup...
dan inilah sujud yang tak terkira padaMu Sang Pencipta, Khalik Langit Bumi..
"tetap menjadi tua, tetap menjadi jingga...meski lelah kau mencoba"
Merbabu. 22 Juni 2014
-petualang kecil-
No comments:
Post a Comment