image1 image2 image3 image4

MENATA HATI|MENYAMBUT GERHANA PERADABAN|MENJENGUK MALAM DI SEPI REMBULAN|MENUNGGU PAGI|SANG PIJAR DARI UFUK TIMUR

Sunday, March 3, 2013

agung sedayu dan masadepannya


“Apakah pantas jika seseorang menaiki jenjang perkawinan tetapi masih belum mempunyai pegangan apa pun seperti aku ini? Jika aku ingin menjadi petani, aku tidak tahu lagi, apakah sawah dan ladang ayah masih ada. Apakah Kakang Untara pernah memikirkannya dan menyatakan menjadi hak kami berdua.”

Tetapi Agung Serlayu menggeleng. Sambil menarik nafas dalam-dalam ia berdesah, “Sekar Mirah tidak akan bersedia menjadi isteri seorang petani biasa. Kini ia adalah putera seorang Demang yang cukup kaya.”

“Selama ini aku hanyalah seorang petualang. Guru agaknya seorang petualang juga yang tidak berpikir tentang keluarga dan peri kehidupan ini sebagai manusia biasa. Justru karena Guru sendiri tidak berkeluarga,” berkata Agung Sedayu di dalam hatinya. 
Tetapi meskipun bertualang bersama, namun Swandaru mempunyai kedudukan lain.

Ia sudah pasti akan memasuki hari depan yang jauh lebih baik dari hari depanku, karena ia seorang yang akan menerima warisan kedudukan ayahnya. 
Seorang Demang di daerah yang sesubur Sangkal Putung.”


No comments:

Post a Comment