image1 image2 image3 image4

MENATA HATI|MENYAMBUT GERHANA PERADABAN|MENJENGUK MALAM DI SEPI REMBULAN|MENUNGGU PAGI|SANG PIJAR DARI UFUK TIMUR

Tuesday, March 19, 2013

Flamboyan (Abah Iwan)

" flamboyan berguguran berjatuhan berserakan....
sejak itu sang dara berharapan, esok lusa bersemi kembali..."


 

“Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit? Namun seekor pun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu. Dan kamu, rambut kepalamu pun terhitung semuanya. Sebab itu janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit.” – Matius 10:29-31

Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang gaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh mahfuz). (Al An’aam: 59)

Sunday, March 10, 2013

NILAI

hari ini di sebuah padepokan, datanglah seorang gadis
sudah lama dia tidak bertemu dan bercengkerama, seorang yang pintar 
berbincang sebentar tentang hidup dan beberapa pengalamannya di tanah rantau,
sampai suatu ketika dia takjub dengan seseorang  menulis lontar di langit-langit media..
seseorang yang dulu berasal dari kampung sekarang bisa melanjutkan perguruan silatnya ke kadipaten Mancanagari,

akupun hanya tersenyum, karena memang dia tidak tau... karena aku didalam hati punya cerita yang lebih hebat, tentang sebuah nilai 

dimana aku bertemu juga dengan seorang pengembara, yang berguru di tanah pasundan, sama dengan lelaki yang berguru di Mancanagari itu..
perkembangan jurusnya pun tidak kalah dengan dia, 
perkembangan spiritualnya mungkin lebih bagus walaupun dia bukan seorang ahli agama..

dia sebenarnya bisa untuk berkelana sampai Mancanagari, namun dirumah ada adiknya yang yang sendirian, dia berjanji kelak akan merawat adiknya di kampungnya, sebuah tanah perdikan kecil yang terus bergejolak...

ini yang aku anggap sebagai nilai seseorang, dimana pasti ada sebuah perjuangan hebat didalam hidup seseorang ketika seseorang dengan status sama namun yang satu mempunyai sesuatu yang dibanggakan secara fisik (berguru ke mancanagari)

tetapi secara pribadi aku lebih menghormati, pengembara yang satunya dia tidak pergi ke mancanagari karena adiknya, sekalipun ilmunya sudah mumpuni...

ini sebuah nilai tersendiri,  

panawijen, 2013

Sunday, March 3, 2013

agung sedayu dan masadepannya


“Apakah pantas jika seseorang menaiki jenjang perkawinan tetapi masih belum mempunyai pegangan apa pun seperti aku ini? Jika aku ingin menjadi petani, aku tidak tahu lagi, apakah sawah dan ladang ayah masih ada. Apakah Kakang Untara pernah memikirkannya dan menyatakan menjadi hak kami berdua.”

Tetapi Agung Serlayu menggeleng. Sambil menarik nafas dalam-dalam ia berdesah, “Sekar Mirah tidak akan bersedia menjadi isteri seorang petani biasa. Kini ia adalah putera seorang Demang yang cukup kaya.”

“Selama ini aku hanyalah seorang petualang. Guru agaknya seorang petualang juga yang tidak berpikir tentang keluarga dan peri kehidupan ini sebagai manusia biasa. Justru karena Guru sendiri tidak berkeluarga,” berkata Agung Sedayu di dalam hatinya. 
Tetapi meskipun bertualang bersama, namun Swandaru mempunyai kedudukan lain.

Ia sudah pasti akan memasuki hari depan yang jauh lebih baik dari hari depanku, karena ia seorang yang akan menerima warisan kedudukan ayahnya. 
Seorang Demang di daerah yang sesubur Sangkal Putung.”


Friday, March 1, 2013

obrolan petang

kemarin sore, 
duduk duduk diteras rumah bercengkrama dengan bapak, suatu hal yang mungkin jarang saya rasakan dihari-hari muda ini..
ya mungkin karena berbagai kesibukan kami sehingga jarang sekali ngobrol...

percakapanpun berlanjut dari obrolan-obrolan ringan seputar sekolah, kebijakannya sekarang dan nasib guru-guru tua yang ketinggalan teknologi dipaksa main internet..

sampai percakapanpun masuk ke percakapan-percakapan berat..

kenapa hal ini harus saya tulis? supaya yang membaca blog ini pun menjadi sedikit terinspirasi...

dibuka dengan..
" kowe saiki wes gedhe le..wes isa mikir sing apik lan sing elek,
sepurane  le.. bapak ora isa nguliahke kowe...
aja gela atimu,
aja getun,
lan aja rumangsa pilih kasih karo adek,

nyat kahanane lagi kaya ngene... sing sabar yo le..
ditekuni wae anggonmu kerja saiki,
kerja sing tenanan... golek kerja saiki angel..
tur dipercaya wong ki yo angel.. 
dadine yo ditenani tenan lih kerja.. dijaga  kepercayaaane sing menehi kowe kerja..

alon - alon yo le lih mlaku...
kowe mbiyen mlaku sih ditetah, mangan sih didulang..
saiki mlakuo le...dalan nyat ora lurus terus, sok kowe mesti kesel...
ning yo ngunu kui wong urip...
sing penting anggonmu mlaku kui mlakuo sing pener, sing jejeg...
ngko nak yo temu dalane uripmu...

bapak ora isa menehi apa-apa isane yo mung meling ngene ki
eling-elingen nggo sangu uripmu sukben...

urip ra mesti penak terus, bapak biyen bar lulus SGO dadi kuli bangunan le..
trus kerja pabrik kae, trus kena PHK bar kui direwangi dodol kripik gedhang kae...
ning yo kui le lakone urip...  yo bejane saiki isa dadi guru...
ora ana sing isa jangka, jangkaning Gusti le..

wes mlakuo sing tenanan... 
aja rabi dhisik yen kowe durung rumongso mantep tenan..."

begitulah kisah cinta bapak kepada saya,
dia rela ngorbanin apapun buat saya..
so hargai setiap jerih keringat bapakmu...
jika masih sekolah, sekolah yang bener,
jika kerja kerjalah yang tekun..