image1 image2 image3 image4

MENATA HATI|MENYAMBUT GERHANA PERADABAN|MENJENGUK MALAM DI SEPI REMBULAN|MENUNGGU PAGI|SANG PIJAR DARI UFUK TIMUR

Thursday, March 27, 2014

"Paradise"


Paradise, ya sebuah lagu dari coldplay ini mendadak... menghiasi pikiran, 
ditengah berkecamuknya berbagai penat yang datang silih berganti..

lagu ini seolah jadi oase tersendiri, betapa tidak ketika nada2 mengalun disela liriknya.. jadi teringat masa kecil...haha :D

Masa kecil dimana kita bebas berimajinasi, ber angan, bercita-cita sekehendak gue :D taukah kalian cita2 gue waktu kecil  pingin jadi Mpu pembuat keris 
biar bisa bikin keris trus yang bisa megang tuh Keris jadi penguasa dunia :D 
haha cita2 yang kalo sekarang mungkin disebut "indie" jauh dari apa yang anak TK waktu itu bayangkan, entah jadi dokter, tentara ataupun astronot :D  ...
..expected the world...


Tapi ketika dunia dewasa datang, hmm masalah mulai datang, tekanan hidup dari dalam dan dari luar terus menghimpit... sampai terucap kata "realis" akhirnya semua cita-cita akan terbentur berbagai faktor yang memaksa untuk mengurungkan dan lebih memilih fokus pada hal lain... dan menghadapi kenyataan itu sendiri... 

..Life it goes  on, it's get so heavy..

saya suka di bait akhir, dia tak berhenti dan tak mau berhenti...untuk terus memimpikan dunia yang lebih baik, kehidupan lebih baik, pengharapan agar sesuatunya lebih baik... "paradise"...
badai apapun yang melanda hidupnya dia tetap optimis, di pikiranku gadis kecil itu rumahnya kena hujan badai, petir dll tapi dia mau tetap memimpikan paradise...
Hebatnya lagi dia terang2an menantang si 'badai' dengan tidur dibawah langit yang tak bersahabat sambil tersenyum... nyantai, lo pasti bakal berlalu kok.. dan besok hari pasti akan cerah...[itu yang ada di benakku"

So lying underneath the stormy skies...
she said....  i know the sun set to rise...

so jangan takut bermimpi, bermimpi itu gratis, sekaligus memberi keyakinan yang kuat untuk berdiri dikala kaki lemah.. :D lihat betapa hebatnya kita dimasa lalu dengan segudang mimpi dan khayalan... pada akhirnya kita berpacu dengan waktu, masalah dan proses.. 
dont stop dreaming, this could be... paradise... :)






Temanmu
Indra Agusta



Wednesday, March 26, 2014

Nilai yang kamu letakkan dalam sebuah hubungan,.

dapat langsung  dilihat dari berapa harga [bukan tentang uang] yang anda berikan untuk hubungan tersebut....

entah cuman sekedar uang anda,
entah waktu anda,

sampai untuk merelakan dia pergi ...
demi sebuah masa depan yang lebih baik..
bahkan sampai nyawa anda relakan untuk hubungan tersebut...

dari situlah akan dapat dilihat sejauh mana hubungan tersebut berlangsung....

#agustaisme

Thursday, March 13, 2014

Lagu Cinta (tapi bukan cinta "biasa)

"lagu cinta ingin kunyanyikan, namun lidahku kaku hatiku beku... Aku rindu, aku tak tau lagu cinta dimana kamu..?
Mencari apa yang dicari... Menunggu apa yang ditunggu .. Aku merasa dikejar waktu..."

Jogja, 12 Maret 2014

Lagu diatas adalah bait liriknya om iwan fals tentang sebuah kegelisahan..

Siang tadi ketemu dengan seorang teman, dulu paskib kabupaten tahun 2006 anak sma 3, ya kebetulan kami melamar di vendor yang sama dan jadwal psikotestnya bareng.
Setelah selesai tes, kami mampir ke sebuah warung disekitar jl.colombo obrolan tentang nasib, pekerjaan kemudian berlanjut ke cerita cinta..

Ya dia sedang diliputi kegelisahan diusia 24 tahun, belum punya pekerjaan tetap tpi usiapun terus bergulir pacarnya sejak SMA pun sama berumur 24 dan inilah titik kerisaun hatinya, sekalipun si cewe diem aja tapi tetep aja namanya cowo udah waktunya mapan dan seiring jalannya waktupun mau tidak mau harus melangkah ke jenjang pernikahan, ya seperti itu ...merasa dikejar waktu.. Ketika berfikir mau mencari pacar yang umurnya dibawahnya pun belum tentu akan cocok dan pastinya ia harus memulai adaptasi lagi...
Tapi jika ia mempertahankan kekasihnya SMA ini, waktu bergerak semakin cepat, dia siap untuk berumah tangga sayangnya secara finansial dia belum siap..

Mencari apa yg dicari, menunggu apa yang ditunggu...
Sang waktupun terus mengejar...


Penak kowe ndra, pacarmu kacek'e 5 tahun sih isa ambegan nggo nata omah,...

Podo wae ndi, aku yo rung duwe apa2 gawean tetep yo rung duwe, hehe
Nik meh nglamar ditakoni arep diopeni nggo apa? Mesti langsung meneng ra isa nyauri...

Yo paling ora kan sih ana wektu nggo nata alon2 la aku ki piye, pacaran sepantaran paling gk 1 tahun kas aku mesti rabi ...gelem ra gelem..

Yo dilakoni wae to ndi, podo wae pacarku beda agama malahan ndi..pora yo bingung..golek sing non sing gelem nampa.aku apa anane durung mesti ana..ketemu sik cocok beda keyakinan.durung mikir.saka sisi finansiale...

Lah yo to ndra, urip kok ya ana2 wae..perkarane...alah ayo dilakoni wae ..

Percakapanpun selesai, dia pulang dan aku masih menunggu jmputan temenku...

pasang headset, lagupun mengalun....
 
"Perempuan di paruh waktu,
Hatinya teguh ditempa kalut.
Lelaki di ujung tanduk,
harapannya sederhana"

  Begitu sih katanya mbak Rara Sekar -- -Bandaneira


Salam
Indra Agusta

Lelaki itu good father..

Jogja masih tetap dingin, jam 9 malam setelah siangnya ngelamar kerja di vendor BUMN terkemuka di jogja, setelah nunggu beberapa menit bus pun datang dan go home..

Sampai Klaten bus terhenti dan naiklah lelaki tua itu, ya namanya pak Amana, guru matematika sekaligus wali kelas XII waktu SMA, kemudian duduklah beliau disampingku.

Sebagai mantan murid akupun menyapanya dan percakapanpun dimulai, dan again seperti guru2 lainya ketika ketemu ..

sekarang kuliah dimana mas?

Belum pak...blum ada biaya...

Wah eman2 lho mas, pinter2 kok gk dilanjutin.... Nanti kedepane cari kerja susah lo mas..

La mau gimana lagi pak, memang belum ada biaya kalo mau cari beasiswa penduduk miskinpun gk bsa karena bapak saya guru, PNS.

Ya dijalani aja mas, lakon urip orang gk pernah tau. Lha sekarang kerja dimana ?

Iya pak, kerja disragen pak jadi op warnet sama maintenance komputer.

Lha itu malah bisa berkembang, kursus dimana mas komputernya?

Hehe iya pak yang penting kerja apa aja yang penting halal, enggak pak gl pernah kursus cuman baca2 aja sambil belajar sendiri...

Kalau mau sebenarnya merantau dulu  cari modal buat kuliah,

Kalo boleh sih dulu2 pinginnya gitu pak, sayang gk boleh pak suruh dirumah dulu  nungguin simbah soalnya bapak saya jadi gurunya di Demak, adik saya di solo jarang pulang jadi mau ndak mau stay di sragen...

Oh gitu, la trus ini keJogja ngapain main atau tilik keluarga?

Enggak pak, tadi siang psikotest pak kemarin dikabari suruh ke jogja buat psikotest...

Oh ya moga2 ketrima mas.

Amien iya pak, pangestune mawon..
Kok tumben pak rabu malem baru berangkat ke sragen?

Iya sekarang tiap minggu 3 kali bolak balik klaten - sragen.

La trus saking griya dugi mriki wau nitih napa?
(pak amana ini rumahnya dikaki gunung merapi, dulu pernah ke rumahnya dan kurang lebih 20km dari kota Klaten)

Naik motor mas dititipin nanti sabtu diambil...

La kok mboten teng sragen mawon pak?

Aku ki tanggung jawabku ora mung guru ning ya dadi bapak, nik bapak ora tau ngarahke anak2e ning umah sing arep ngatur omah sapa...?

Nggih2 pak...
La nopo mboten kesel wira wiri

Suk kowe nak nglakoni kaya aku, kaya ngapa kangene ninggal anak mgkt kerja, ditinggal anak kuliah..

Hehe nggih pak...

La wes keluarga durung mas?

Dereng pak ajeng dipakani napa hehe, dhamelan mawon dereng tetep kok ajeng palakrama ..

Percakapan pun berlalu ketika masuk sragen, aku siap2 untuk turun...

Saya tau didepan murid2nya dia sering dibenci karena ke-kakuannya, tapi sebenarnya dia baik dan merupakan bapak yg baik pula buat anak2nya..

Klaten, 12 Maret 2014
Indra Agusta

Saturday, March 8, 2014

Me -antibidah- tradisi Jawa

Setelah senja berlalu, di kampung kecil ini mengunjungi jalanan desa yg sepi mampir sejenak untuk membeli gathot sesampai dirumah kembali memutar radio jadul, dan membahas tentang pergeseran kultur masyarakat karena pengaruh agama yang datang dari luar,
Dimulai dengan
Jawa bukan arab, bukan juga israel, ...
Kemudian berlanjut mengenai sisa, sisa kultur yang sekarang mulai dikafirkan, dibidahkan, dianggap sesat oleh beberapa pemuka agama yang ekstremis...dan inilah yang mgkin dianggap sebagai penjajahan budaya...yang tidak relevan, bagaimana tidak relevan...

Sekarang liat orang bakar dupa dianggap sesat tapi kalau beli aroma therapy perfurm gapapa,
Padahal kan belum tentu orang bakar dupa pastu sesat?

Lalu melarang nyekar dan berdoa di makam alesannya orang yg sudah mati sudah selesai, oke fine sudah finish tapi kita jangan lupa kita sebagai orang jawa, aplikasi wujud terima kasih kepada orang tua itu ya sampai kita mati...

Kalau orang tua kita sudah meninggal lantas apa yang dilakukan, ya itu mengunjungi makam membersihkan dan ngasih kembang biar wangi itu wujud bakthi pada orang tua yang udah gk ada,
Gitu dibidahkan?

Kemudian sedekah bumi setiap mau panen ada selametan dan ini bukan sesat ini adalah pengucapan syukur kepada Hyang Widhi kepada Tuhan ketika sudah mendpatkan panen untuk kesejahteraan para petani..

Lalu mari kita lihat keajaiban budaya lokal jawa...

1.Orang yang lahir kembar yang lahir pertama akan dijadikan adik dan yang lahir kedua akan dijadikan kakak
Tradisi ini terjadi beratus2 tahun lalu sejak jaman tradisi jawa dimulai dan faktanya ketika diteliti bayi yang lahir kedua sebenarnya adalah embrio pertama yang ada di janin..orang jawa sudah tau sebelum perkembangan teknologi kedokteran secanggih ini

2.Memotong pusar dengan wilahan bambu
Inipun sekarang diteliti bahwa bambu memang punya zat untuk menstrerilkan kuman...
Jauh sebelum manusia menemukan alkohol, jawa sudah punya budaya arifnya...

Budaya lokal tidak harus ditinggalkan seiring datangnya agama timur tengah, tapi kita hendaknya bisa menilai dan mengkaji kearifan lokal manfaatnya dan kaji teknisnya bukan langsung dikecam dan dianggap sesat
Mari merenung...

Nusantara bukan yerusalem, bukan arab dia punya rahasia2 yang tersimpan didalam budaya mereka, dan nusantara tidak diturunkan kitab karena kitab itu sudah manjing kedalam kalbu masing2 manusia jawa dan akan terpancar lewat perilakunya....

Sayangnya jawa kini makin hilang jawanya, termasuk.saya yang menulis tulisan ini dengan huruf latin warisan budaya barat..

Salam
Indra Agusta

Friday, March 7, 2014

Paman Doblang

Kesadaran adalah matahari....
Kesabaran adalah bumi....
Keberanian menjadi cakrawala...
Dan perjuangan, adalah pelaksanaan kata-kata...

WS. Rendra
Paman Doblang - Kantata Takwa