image1 image2 image3 image4

MENATA HATI|MENYAMBUT GERHANA PERADABAN|MENJENGUK MALAM DI SEPI REMBULAN|MENUNGGU PAGI|SANG PIJAR DARI UFUK TIMUR

Monday, November 19, 2012

tentang sebuah harapan

hidup memang tidak lebih dari sebuah harapan, 
harapan untuk hidup, bermasa depan yang cerah, meniti karir yang terus naik. berkeluarga, menikmati hari tua, naik gunung, membesarkan dan melihat adik saya menjadi besar, orang tua yang bahagia,

ya paling tidak harpan itu masih ada.. dan itu buat saya adalah selangkah lebih maju daripada diam 
memang resiko dari harapan itu sendiri adalah peraasan kecewa ketika nanti harapan itu tidak terjadi,
namun inilah spekulasi inilah kenyataan dimana harapan bisa berkembang dari 50% ke 100 atau berbalik ke 0

ada saatnya harapan itu terjadi, namun ada saatnya harapan itu tidak terjadi...
semuanya sama tentang pengujian diri,
kalau kita senang hati menerima harapan itu,
mengapa kita tidak bersyukur ketika harapan itu pupus

seperti matahari terus menyinari dengan ikhlas walau dia sendiri tak tau apakah manusia akan berterima kasih akan sinarnya,
mengumpat mungkin karena terlalu panas,
atau bersedih karena matahari tak pernah keliatan selalu tertutup awan...

itulah harapan, yang sinarnya selalu ada dalam sanubari manusia yang tak pernah puas...
hanya dengan bersyukur, ya terus bersyukur saja...
terima semua apapun kenyataannya, terus melangkah dan berusaha jika ada celah di lempeng besi kehidupan...

bersyukur,......
supaya air tetap mengalir,
udara tetap segar,
hujan tetap dingin,
matahari tetap tersenyum,
tanah basah pun menari ...
disela kegundahan hati anak manusia

malam pun semakin malam
pengembara hanya bisa menulis dikala gelap, namun tak mengerti apapun jalan yang akan ditempuhnya besok pagi.....

No comments:

Post a Comment