saat perpisahan dengan ayahandanya untuk kembali bertugas sebagai penguasa dari Aleppo:
Salahudin seorang panglima perang yang disegani, tapi dia tidak menjadikan peperangan tujuan akhir dari kehidupannya..kehidupan yang selaras dan seimbang, serta kerukunan antar umat beragama dan umat manusia itu yang menjadi tujuannya...
saya bukan orang islam tapi saya sangat menyukai beliau...
“… Berhati-hatilah atas pertumpahan darah.
Jangan percaya pada cara ini karena darah yang telah ditumpahkan tidak akan pernah tidur. Cobalah sentuh hati setiap orang yang berhubungan denganmu
dan perhatikan apa yang menjadi keinginan mereka
karena engkau hanya ditugaskan oleh Tuhan dan aku untuk menjaga kesejahteraan mereka. Berusahalah merebut hati para amir, para menteri, dan kaum bangsawanmu.
Aku menjadi hebat seperti ini karena telah berhasil memenangkan hati orang-orangku
dengan kelembutan dan kebaikan.
Jangan pernah memelihara permusuhan dengan siapa pun
karena kematian bisa menjemput siapa saja.
Bersikaplah bijaksana dalam menghadapi orang lain
karena Tuhan tidak akan memberi maaf sampai mereka memaafkanmu.
Namun, jika itu adalah hubunganmu dengan-Nya, Dia akan memaafkanmu bila bertaubat karena Dia adalah Maha Pengampun“.
James Reston
Perang Salib III Perseteruan dua kesatria: Salahuddin Al-Ayubi dan Richard si Hati Singa ; penerjemah Nadiah Abidin; — Jakarta: Lentera Hati, Cetakan I, November 2007.
No comments:
Post a Comment