image1 image2 image3 image4

MENATA HATI|MENYAMBUT GERHANA PERADABAN|MENJENGUK MALAM DI SEPI REMBULAN|MENUNGGU PAGI|SANG PIJAR DARI UFUK TIMUR

Thursday, November 10, 2011

pedang yang tumpul part II

ketika sepi para pengelana
redi pun kembali sunyi
pedang tajam tak terasah
berbalut luka dalam jiwa

dunia persilatanpun kembali gempar oleh beberapa kabar desas desus, adanya gempa bumi dan hujan meteor,,
didalam padepokan beberapa cantrik ingin membuat pedang baru...
menempa dirinya, membajakan diri, melatih diri, mencermati pedang yang tumpul terkikis...
pedang baru siap diuji namun gunung semakin menghimpit..
emas dan rajabrana telah menguasai dunia persilatan...
dingin dan sejuk tentramnya padepokan kini sudah dikuasai politik keraton,
beberapa cantrik sudah tidak lagi mengabdi seperti sedia kala...
ada yang mengalah,
namun ada yang malah ikut jadi penjilat, mencari titik aman 
dan segelintir  cantrik yang mengasah pedang tadi pun akhirnya...
berjalan menyepi ke sisi pegunungan, mencari ketenangan dengan cara mereka..
bersemedi meminta limpahan kuasa-Nya berharap pedang itu kelak akan benar - benar tajam kembali... seperti sedia kala, seperti saat awal pedang itu dibuat...
berharap padepokan kembali tentram, berlaku jujur, dan berjiwa mulia,,,
sementara padepokan itu masih 'kelihatannya' berjalan seperti biasanya..
namun didalamnya 'sipat kandel' nya sudah hilang..semakin rapuh, semakin tumpul..
wus muspro kang pinuju...


gunung bergelanyut lembah menghijau
Lawu meneteskan kabut di lembah suram..
titik-titik air tercurah dari langit..
membasahi hutan yang kini kian kering..
mega-mega tersibak ditepi senja...
 padepokan hijau kini gersang..
dimana cangkulmu....
dimana wangkilmu..
dimana tatahmu..
dimana capingmu..
dan dimana ketajaman sipat kandhelmu...
bergolek sepi, tertutup uap,,
gunung sunyi..bengawanpun meluap...
mengikis sendi-sendi masa lalu...
aku, pedang yang tumpul..
siapa yang mau mengasahku kelak?
atau aku akan tergeletak di tanah basah,?
rapuh, tumpul dan sirna pelan - pelan..
akankah aku akan tajam tak bertepi?,,,
o mungkin cuman mimpi..
aku menunggu akan ada meteor turun untuk menggantikan sipat kandhelku,,
menjadi seperti sediakala, atau bahkan berganti yang baru...

sementara itu beberapa orang cantrik padepokan melanjutkan pengembaraanya,
menempuh jalan masing-masing untuk menempa kehidupan..
mencari pituduh, piwulang, mencari wahyu, menjadi satriya pinandita sinisihan wahyu..,,
dengan menggunakan kain surjan warna cokelat, bercaping dan sedikit pengalaman..
untuk selapis mentari esok yang mungkin cerah....





No comments:

Post a Comment