Setelah semua habis, dan nyawamu diragukan keberhasilannya sebagai manusia karena tak sanggup menjejali keinginan-keinginan,
Lalu dimana ruang yang selama ini nangis getih dibela dan diperjuangkan, Bajingan memang!
Menyandera diri dengan egoisme semu, lalu siapa yang melihat esensi perjuangan. Kalau rumah tak roboh, aku yang memendam diriku sendiri diliat lahat, dan merubuhkan batu diatasnya, Supaya rumah dan lantai yang kau injak tegak, meski kepalaku tertanam dibawah cagaknya dan kakiku adalah inti dari umpaknya.
Yang kau inginkan bangunan lebih mewah, yang kau ingin puja dan puji pengakuan dunia. Namun kau lupa bersyukur pada tanah, dan agama menjadi jaring-jaring konsepsi legitimasi. Lupa "Pilar of Sand" itu Yesus yang mengajarkan, lalu Coldplay yg mendengungkan.
Batasan untuk bersyukur itu bias,semua orang mengejar ambisinya termasuk untuk ambisi terus bersyukur.. Dijaman materialisme memuncak, ambisi untuk memiliki material berjalan sangat hebat. Dan segala jalan ditempuh, untuk memeluk tubuh dunia beserta segala kuasanya. Kehancuran sudah datang.
Indra. A
26 November 2018