KETIKA SIMBAH BERTANYA TENTANG AHOK
Oleh : Indra Agusta
Sepulang kerja dari shift malam, pukul 2 malam, Sukowati lagi sepi-sepinya, semua orang tertidur pulas. Saya seperti biasa mengayuh sepeda saya, mengitari jejak-jejak kota yang basah, langit masih mendung dan terlihat sisi-sisi aspal yang masih basah.
Sesampai dirumah mengetuk pintu dan simbah masih terjaga dari doa malamnya seperti yang dilakukannya setiap hari. Lalu ngobrol-ngobrol ringan namun kemudian menjadi berat. Soal Banjir yang melanda desa saya kemarin malam, lalu isu penculikan anak di jam-jam pulang sekolah, upaya pengawalan bapak-bapak Polisi di beberapa SD, lalu dipuncaki keingintahuan simbah saya soal 4 November kemarin yang pasti erat dengan sesosok tokoh yaitu Basuki Tjahaya Purnama, atau Ahok.
Karena peristiwa ini subjektif pengalaman saya sendiri, maafkan kalo ada kata-kata saya yang kurang berkenan apabila kalian ada yang tidak setuju dengan pemikiran saya. Semua jawaban dan korelasi yang saya tuliskan adalah pendapat saya pribadi, bukan untuk mendukung atau tidak mendukung, saya mendukung Indonesia saja. Titik.
Simbah : Jane Ahok iku asline ngapa to le? kok do demo wong atusan ewu ning TV, apa arep obong-obongan kaya jamane pak Harto biyen?
Polos, karena memang saya dan simbah saya tinggal didesa kecil di Kabupaten kecil juga, yang memang tidak banyak tau menahu persoalan politik ibukota, taunya kan politik itu sudah "dihidangkan" di TV dan di Koran. Kalau saya ya mungkin sedikit berbeda dengan simbah, karena punya banyak teman.
Saya jawab dengan sareh bahwa Ahok itu kalau perkara yang didemo itu karena Ahok bawa-bawa ayat keyakinan lain untuk kepentingannya dia mbah. Lalu saya menjelaskan dengan hal yang lebih familiar dengan simbah saya, ning taurat kan wes ditulis mbah "jangan berzinah" nah, kasuse ana wong sing pingin bukak cafe remang-remang tapi dekne pidato yen aja gelem diapusi nggo ayat kui nik Tuhan melarang berzinah.
La iku kan trus atine kanca-kanca sing muslim ora trima, yen ayat dinggo sak karepe dewe ngoten niku. Trus sing ra betah do demo ning Jakarta, Presiden e ora gelem nemoni pisan.
La iku kan trus atine kanca-kanca sing muslim ora trima, yen ayat dinggo sak karepe dewe ngoten niku. Trus sing ra betah do demo ning Jakarta, Presiden e ora gelem nemoni pisan.
Simbah saya manggut-manggut mencoba mengerti. Lalu saya menjelaskan lebih lanjut.
Bahwa sebenarnya masalah ini bukan masalah Ahok dan Al-Maida saja, tapi memang momentum awalnya seperti ini. Bangsa ini mau dijajah oleh beberapa keluarga, oleh China dan Amerika.
Lalu saya menjelaskan hal-hal simple, kenapa Supermarket mendominasi sampai desa-desa, penjual-penjual kelontong banyak yang tutup karena kalah pamor. Dengan itu simbah saya tau, efek jangka panjangnya.
Sebenarnya bukan Ahok yang penting, tapi penguasaan SDA , Penguasaan Ekonomi, Penguasaan Wilayah, Reklamasi, RS. Sumber waras, proyek-proyek yang ditenderkan ke China, Hutang Luar Negeri, Penguasaan Lahan dan Sawah diseluruh Indonesia, Perpanjangan Freeport dan semua arus besar yang kita kenal dengan Kapitalisme Global.
Ahok itu hanya secuil bagian kecil dari skema ini, tapi ya gk masalah hari ini ketika saya nulis Ahok sudah jadi tersangka, minimal kan proyek-proyek yang sudah ditenderkan oleh mereka mandek, dan pasti akan merugikan mereka.
Ahok itu hanya secuil bagian kecil dari skema ini, tapi ya gk masalah hari ini ketika saya nulis Ahok sudah jadi tersangka, minimal kan proyek-proyek yang sudah ditenderkan oleh mereka mandek, dan pasti akan merugikan mereka.
Peta-nya itu Indonesia dan Islam (karena mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam) tidak boleh maju, apalagi Jawa. Karena secara kultural politik Jawa memang kuat dari dulu, maka penghancurannya sentral di Jawa. Didaerah lain masih dalam tahap penguasaan Lahan, dan SDA di Jawa sudah masuk ke ranah politik, dan Ekonomi.
Hari-hari kedepan ini menurut saya berat, Indonesia kedaulatannya terancam, kita dikerubungi oleh negara-negara yang ingin merampok kekayaaan negara, bisa China, bisa Amerika, bisa Negara-negara sepermakmuran Inggris dll.
Dan jika dibiarkan negara ini benar-benar bisa hancur, jadi rayahan mereka, Sang Ibu diperkosa giliran setiap malam, sementara anak-anak kita dibiarkan bertengkar, diadu satu sama lain untuk terus bermusuhan karena hal-hal sepele, atau disisi lain banyak yang dibiarkan tertidur lelap oleh kemapanan dan kenyamanan disumpal mulutnya dengan uang , jabatan dan kekayaan yang berlimpah-limpah oleh naga dan tak kuasa untuk melawan sang pemerkosa.
Maafkan saya kalau dengan statemen ini anda berasumsi saya Rasis, Ini bukan soal Ahok, China atau Amerika asal mereka mau bertamu dengan baik-baik saya tidak masalah, tapi ketika ini sudah mulai menyerang Kedaulatan Negara yang artinya jika mulai terpuruk ekonomi, stabilitas keamanan, pendidikan, kebudayaan semuanya pasti terancam.
Dan dari semua lini itu bukankah kita sudah diserang?
Lalu anda menuntut saya untuk diam? ya tidak bisa dong. Ini dalam skala lebih besar pasti akan berpengaruh kepada harga-harga sembako dan pasti juga mengancam ketentraman di desa-desa, yang saya adalah bagian didalamnya, keluarga saya dirumah adalah bagian didalamnya.
Malam nampaknya semakin gelap, dan yang mau ngobrol mendalam cuman beberapa gelintir orang. Namun lebih baik daripada tidak sama sekali.
Semoga Tuhan menjaga kedaulatan negara ini
Shallom.