image1 image2 image3 image4

MENATA HATI|MENYAMBUT GERHANA PERADABAN|MENJENGUK MALAM DI SEPI REMBULAN|MENUNGGU PAGI|SANG PIJAR DARI UFUK TIMUR

Saturday, June 27, 2015

Paradoks. Dunia kita Seimbang


..Apa ana bisa bener tanpo luput,
..Yen Wedi Luputo, Benere tan bisa panggih,
..Awit iku wes kalebu jodonira...
-sudjiwotejo-


 KONTRAS
Akhir-akhir ini entah kenapa sering bertemu dengan beberapa hal yang menurut saya kontras. Hal-hal yang mungkin dimata manusia sewajarnya akan bilang "kok bisa?, mustahil itu dilakukan.dll..tapi memang terjadi didunia nyata.

Yang agak lama mungkin dulu saya pernah menulis tentang Pak Lik saya yang meninggal di usia muda, belum berkeluarga. Dan begitu kagetnya saya ketika ibunya tidak merasa sedih, namun dengan tenang bilang bahwa dia sudah menjalani takdirnya sebaik-baiknya, dan sadar betul bahwa anaknya yang meninggal ini sakit, karena memang ditugasi Tuhan untuk nungguin ibuknya dirumah, kelak ketika anak2nya yang lain sudah jadi "orang" ibuknya siap menikmati masa tua dengan cucu-cucunya, sementara tugasnya selesai dan "Pulang"
(Cerita lengkapnya disini)

Kematian yang bagi banyak orang menimbulkan duka mendalam, namun disikapi berbeda dari perspektif yang berbeda.

Atau Simbah penjual nasi tumpang di barat Alun-alun yang memberi nasi tak sebanding dengan harga yang dibayar, sewajarnya. Memberi porsi makan para tukang becak, dengan harga yang sangat murah. Dulu saya sempat bercakap-cakap dengan beliau, beliau gak merasa rugi, bahkan jika ada pengemis yang minta nasipun dikasih secara gratis, dalam perpektif jawanya Kerja itu dalam bahasa Jawa Nyambut Dhamel , kata nyambut sendiri adalah meminjam, meminjam dari siapa tentunya dari Tuhan, jadi pekerjaan bukan untuk kepentingan dirinya sendiri, bukan untuk membuat dia kaya, bahkan saya demikian yakin bagi simbah ini kekayaan itu tidak terlalu menarik baginya karena memang ada nilai yang lebih tinggi dan bisa disyukuri dari sekedar kekayaan.

Kembali ke nyambut dhamel tadi. Memang bagi Orang Jawa bekerja itu sebagai wujud ibadah, bahkan dimanapun bernafaspun sebagai ibadah, yang nantinya dipertanggung jawabkan ketika pulang menghadap Tuhan, di Jawa kami menyebut Tuhan sebagai Pangeran jadi bekerja bagian dari menyiapkan diri/ memantaskan diri menghadap Pangeran. (dan sayangnya hal ini juga mulai luntur dalam khazanah kebudayaan kami, karena selama ini pelajaran bahasa jawa diajarkan disekolah hanya untuk menggenapi nilai raport bukan untuk membentuk manusia-nya sendiri)


Kontras bukan ? dengan pemahaman manusia modern, yang bilang bekerja untuk menumpuk kekayaan sebanyak-banyaknya dan sebagainya.



BALANCE

Semakin kesini , berjalan , menginteprestasi dunia dan semakin teranglah dan yakin bahwa dunia dimana kita berpijak diciptakan begitu seimbang. Apa saja, Mulai dari awal-awal dunia dijadikan.

Misalnya seperti Tuhan menjadikan terang, selama ini kita hanya dipaksa untuk menerima 2 hal yakni Terang dan Gelap. Tetapi ketika dewasapun tidak dijelaskan lebih rinci bahwa Kita mengenal terang sebenarnya karena ada gelap, dan gelap adalah bagian dari terang (dalam kadar pencahayaan yang menurun)

Siang dan Malam pun seperti diciptakan berbeda, Sampai akhirnya pengetahuan membuktikan bahwa siang dan malam hanya pengaruh dari rotasi bumi, yang mempengaruhi jumlah pancaran sinar matahari pada suatu daerah tertentu.


Kebahagiaan tentunya juga seperti itu, bukankah kita merasa bahagia karena kita pernah sedih? Bukankah kebencian hadir setelah kita mengenal namanya suka. Semuanya sebenarnya "dalam pemikiran lebih tinggi" saya pikir adalah satu hal.

Kebahagiaan dan Kepedihan sebenarnya satu hal namun kadarnya berbeda..bahagia karena kadar kesedihannya berkurang, dan sedih karena kadar kebahagiaannya berkurang, bukankah demikian seimbangnya Tuhan membuat pattern dunia ini.

PARADOKS
Dari begitu banyak pemikiran itulah akhirnya berhasrat untuk menuliskannya di sebuah blog. 
Paradoks, demikian perkembangan segala keseimbangan yang Tuhan ciptakan di Dunia ini.
Sesuatu yang hadir secara bersamaan secara seimbang, dari semua konstelasi dunia ini, semua yang terlihat ruwet tapi sejauh ini semuanya seimbang, 


Dimana ada orang miskin, disekitarnya pasti ada orang kaya
Dimana ada orang sakit, disekitarnya pasti ada orang sehat 
Dimana ada yang berpendidikan, disitu pula dihadirkan orang bebal.

Entah diposisi mana kita, bukankah semuanya pada akhirnya menentukan sikap kita kembali ke Sang Khalik,
Jika anda menjadi orang yang miskin mungkin anda diuji untuk bersyukur pada Tuhan atau latian manage keuangan, mencari peluang untuk mengubah nasib.
Jika menjadi si Kaya, mungkin anda berkewajiban untuk memberikan sebagian dari kekayaan anda bagi si miskin, supaya beban si miskin berkurang, dan tentu menguji anda sejauh mana anda merelakan/ tergantung pada kekayaan.
Orang-orang sehat tentu ada disekitar orang sakit, untuk mengantarkan mereka ke Rumah sakit atau ke klinik, yang sakit pun tentu mencoba menikmati sakit yang datang sebagai cobaan, dan sekaligus peringatan bagi si sehat untuk menjaga daya tahan tubuhnya.
dan masih banyak lagi paradoks-paradoks yang terjadi di dunia ini.

Sekilas memang tidak adil, timpang, kontras, tapi bisakah kita mencoba keluar dari pemikiran mayoritas masyarakat tentang ini apa sih yang menjadi sisi lain dari semua kejadian ini, semua balance kok.. :) Bahkan saya pikir disetiap krisis jika kita tidak menyerah akan menjadikan pribadi kita lebih baik lagi, setiap masalah yang datang akan mengasah kita, sakit memang namun berusahalah..

Hanya pedang yang tajam yang dipakai kesatria , bukan pedang yang tumpul. 


LIFE IS CHOICE 
Lalu setelah didunia didesain seperti itu, semuanya dikembalikan kepada Manusia, tentu dengan restu Tuhan kita bebas memilih menjadi apa kita, sesulit apapun keadaannya, kita yang pilih, ketika orang bilang ndak ada jalan coba berpikir, bertemu dengan orang-orang yang  mau berpikir lebih, terobosi ada ndak jalan lain, mau pake clue positif atau negatif 
bukankah semua kembali kepada manusianya?

Baik dan Buruk, Sehat dan Sakit bukankah itu pilihan...?
Lalu pilihlah kamu mau menjalani hidup seperti apa? Ingin menjadi apa? Dan segala plan-plan rumit ke depannya, sejauh-jauhnya kamu mampu berpikir, Tentu juga biarkan Tuhan bekerja dengan caranya, supaya Dia membuktikan bahwa dia baik, dan pemikirannya jauh melebihi manusia.

Apapun agamamu, apapun keyakinanmu, 
yang menunjukkan kamu ber-Tuhan atau tidak adalah sikap,pemikiran dan perbuatanmu, bukan  karena label beragama di KTP mu.

Karena buahnya lah kamu akan mengerti dari Pohon mana dia berasal, bukan dari pohonnya. Manis atau pahitnya buah hanya bisa dirasakan ketika kita mencoba memakan buahnya.


Yang menunjukkan kokoh atau tidak sebuah bangunan, bukan karena warna cat atau bentuk luar bangunan tersebut, tapi pondasi yang ada didalamnya, cara mengetahuinya ya lewat badai/hujan datang menguji rumah tersebut, apakah tetap kuat atau roboh.

Mari berfikir dan menginteprestasi lagi. Saya sendiri juga masih jauh dari sempurna, 
tapi mari sama-sama berusaha menjadi dewasa seiring umur yang kian menua.


JADILAH DIRIMU SEBAIK-BAIKNYA DIRIMU SENDIRI.
- ABAH IWAN.




Temanmu,
IndraAgusta.
  

Thursday, June 25, 2015

Happy Father's Day

Today i've meet a father's friend..
he's talking a lot of a story how he grow old with my father,
telling a crazy story, sad, happy and many more..
and the end of our conversation,

he's talk about his boy, that now making proud of him..
work in government public service, have a big salary, get a name in society, and bla..bla ..bla..

after he's gone, i just think,
is my father proud of me?
what the story who will be telling to his friend about me?

sorry dad, may be today i'm not yet being proud of you..
but i try to be better, try to give the best to our family..

Happy Father's Day, 

Happy 48th Dad two more days again , 
Love you.


your son.