image1 image2 image3 image4

MENATA HATI|MENYAMBUT GERHANA PERADABAN|MENJENGUK MALAM DI SEPI REMBULAN|MENUNGGU PAGI|SANG PIJAR DARI UFUK TIMUR

Tuesday, May 19, 2015

Kita dan Penonton

Dokumentasi pribadi, Bandaneira at UGM, Jogja 2015.
Malam mulai larut, jam-jam yang krusial sedikit cemas menunggu user warnet yang tak kunjung pulang, kantukpun mendera. Sayup-sayup alunan I'll take you home terus diputar berkali-kali, seakan tanpa rasa bosan menemani di pergantian musim ini kemudian membiaskan sebuah perenungan, Tentang kita, dan penonton...

Pintu sebuah konser hanya akan dibuka ketika semua persiapan sudah selesai
Memang demikianlah adanya, hanya petarung yang terus berlatih, yang akan menang dalam pertarungan, demikian sebuah konser, mungkin butuh bertahun-tahun untuk menciptakan sebuah lagu yang bagus, lalu untuk sebuah konser selalu butuh persiapan yang rumit dan perhitungan yang matang, mulai dari venue, sound, lighting, publication, security, dll  ada banyak hal yang penonton tidak tahu, tapi kita dan management tahu. Ada juga yang hanya Kita yang benar-benar tahu detailnya.

Hanya kita yang benar-benar tahu kenapa sebuah lagu harus tercipta, perasaan seperti apa yang membawa meluapkannya, inspirasi darimana yang kita dapat, yang tahu betul 100% tentu sang pembuat lagu, Kemudian kita mulai share ke temen2 untuk dilengkapi dengan instrumen lainnya, lalu ke pihak management untuk dibikin sebuah konser, dibalut lampu-lampu yang menawan, dan sound yang sesuai keinginan kita, lalu lagu tersebut menjadi mahakarya,

Dan penonton jauh berada diluar jangkauan lingkaran-lingkran itu, mereka mengapresiasi lagu itu dengan datang ke konser tersebut, dan terbuai oleh nada-nada beberapa jam kemudian...

Penonton akan selalu datang dan pergi, tentunya dengan meninggalkan kesan
Pentas usai, dan kita senang :) lalu penonton punya kesan masing-masing tak selalu baik, ada yang sekedar mencibir, ada yang ngasih kritik tapi mereka mampu memberi saran yang baik, supaya pentas mendatang lebih baik, ada yang mengolok-ngolok jika konser tersebut fail, dan menyanjung ketika konser itu sukses...


Bukankah hidup terkadang mirip sebuah konser?
bukankah seringkali banyak orang berkomentar tentang apa saja yang kita lakukan?
mereka berargumen, menurut kebenaran mereka masing-masing, 
bukankah mereka seperti Penonton?

Lalu, mari kita tentukan siapa yang ada dalam lingkaran lebih dalam.
Siapa yang ada di lingkaran Fans,
Siapa yang ada di lingkaran Management,
 Siapa yang ada di lingkaran Pemain Musik
Siapa yang ada di lingkaran yang paling dalam 
yang tau betul siapa kita, dan kita ajak untuk menciptakan sebuah lagu?

Yang aku lihat, tak ada artis yang kenal semua penontonnya, fansnya, tapi semakin kedalam hubungan itu semakin dekat, meski mereka akan menjabat tangan semua orang yang suka kepada dia, tapi seorang artis tau siapa yang harus ada disampingnya, dan dia look up ke siapa.

Bukankah kita semua pencipta lagu?
t, seperti yang kutulis dahulu? Kita adalah Magnet
Mari merenung,.....

temanmu, 
Indra Agusta.
00.00Am 
May, 20 2015


No comments:

Post a Comment