image1 image2 image3 image4

MENATA HATI|MENYAMBUT GERHANA PERADABAN|MENJENGUK MALAM DI SEPI REMBULAN|MENUNGGU PAGI|SANG PIJAR DARI UFUK TIMUR

Sunday, April 12, 2015

e-Max, di lingkaran 6 :)



Babe Karno and om Erik Kuswibowo, e-max's founder

e-Max internet cafe, di tahun ke - 6
friendly and lovely

Hari ini 12 April, 6 tahun lalu aku mulai bekerja disini, tempat yang mengajarkan banyak hal, tempat yang sangat spesial untuk aku yang dari awal memang berkomitmen untuk ngembangin diri, menggali potensi-potensi diri tidak terlalu berfikir tentang salary, karena memang terlalu rendah jika pekerjaan hanya dihargai untuk sekedar uang 'saja'.

Melihat perjalanan warnet ini dari tahun ke tahun, orang-orang yang ada didalamnya, menyajikan sebuah perpekstif hidup tersendiri, disela gurauannya, problematikanya, berjuta-juta kata yang terangkum dalam kolaborasi yang luas untuk berbagai makna tentunya.

e-Max, sebuah kata yang mengacu pada kata ethernet maximal , atau sebuah tempat yang menyajikan kecepatan internet maximal pada penggunanya. Namun lebih dari itu e-Max sebenarnya mengacu pada filosofis yang mendalam yaitu kata "emak" atau Ibu dalam kosakata bahasa Jawa.

Emak bagi mas Erik sendiri adalah sosok yang sangat penting dalam hidupnya, hingga menjadi inspirasi dalam pembentukan tempat ini. 
Jelas sekali sosok ibu akan menjadi sosok penting dalam hidup seseorang, 
siapa sih yang mampu meremehkannya, 
siapa sih yang mampu menggantikannya?  
bagi saya pribadi dan Mas Erik tentu akan tau banget betapa berartinya ibu, 
apalagi setelah mereka " pulang " ke Pangkuan Tuhan...  
mom is everything right? 

Penghormatan kepada sosok Ibu ini sendiri juga yang menjadi cikal bakal nama e-max, transformasi nama dari emak menuju e-Max.

TENTANG HIDUP YANG SEPENUHNYA ADALAH PROSES
Dalam setiap part hidup pasti ada sesuatu yang dapat diambil, selama 6 tahun ini saya mempelajari banyak hal dari mas Erik, sosok yang sederhana.

Masih teringat jelas ketika beliau belum punya rumah, nempel di belakang warnet, ruangan 4x6 yang jadi rumah pribadi, tanpa ruang tamu, hanya ada tempat tidur dan dapur, kamar mandipun masih berbagi dengan kami para operator warnet. Juga beberapa hal lucu ketika volume musik warnet yang harus dikeciliin ketika malam, karena takut mengganggu "Juno" kecil asik bermain di taman mimpinya. Kadang kamipun sering numpang dapur untuk sekedar memasak mie-instan.

Lalu waktu berlalu, lepas dari warnet, membeli rumah sederhana, dijual sampe sekarang punya gubuk yang menurutku "sangat layak ditempati" :)

i'm so proud of this.

Juga tentang pekerjaan waktu itu masih sempet ngajar di SD depan warnet, jadi guru wiyata bhakti yang gajinya tentu sangat kecil, apalagi untuk seseorang yang sudah berumah tangga, kemampuan survive yang sangat brilian kutemukan dari sosok satu ini, meski saya kira untuk jadi guru mas Erik itu gk bakat ngajar :p (ngapunten yo mas).

Tapi dari sisi passion ngajarnya dia yang kurang ini, saya jadi tau untuk survive,
saya masuk kesini tanpa bekal, cuman modal ijazah SMA no skill, komputer taunya cuman microsoft office.
dulu pas awal itu mas Erik bilang kurang lebih gini :
"orang mung ngaryakne uwong, tapi yo mbangun wong"
intinya mempekerjakan orang itu ndak cuman merintah, tapi juga membangun dirinya, untuk jadi 'orang' 
kembali ke ngajar tadi, Mas Erik ini paling susah kalo ngajarin orang, selama saya disini, dia tidak mau jadi tutor, kalau mau belajar ke dia kamu paling disuruh duduk manis dibelakang dia suruh lihat, cara nginstal komputer gimana, cara nge-LAN, gimana setting modem, troubleshooting komputer gimana, dan gak ada reka-ulang. Jadi kalau mau tau cara instal ya harus fokus liatin dia nginstal, kalau gagal ya paling disuruh browsing , intinya dia gak bakat jadi tutor. 

Tapi dari situlah saya mulai belajar,  learning it's about proccess, and will take your mind, and time.  Disini saya belajar semuanya dari nol, dari proses kenal sama komponen2 komputer, ngrakit, sampai nginstal sampai troubleshooting dll, dan tentunya dengan metode pengajaran Pak erik diatas :D, just to keep watching and learning..watching and learning, semuanya otodidak.
Semua butuh proses gak ada yang mudah, kecuali kalian anak dari orang-orang besar yang sudah tinggal manut sama orang tua, dan mengikuti plan-plan orang tua kalian. 

PASSION
Meskipun gelarnya S.Pd. tapi menurutku kharisma mas Erik memang cenderung ke Public Relation,  expert lah pokoknya kalo soal lobi-lobi dia jagonya. Hal ini pula yang kemudian menuntunnya ke next level nya mas Erik, Jadi pegawai outsourcing di sebuah perusahaan BUMN ternama, dan dari sini saya rasa disinilah dia benar-benar ngembangin talentnya.  Bertemu dengan banyak orang, ngobrol, menyelami berbagai masalah orang, pintar merayu juga tentunya membawa dia ke tahap selanjutnya, dari Asisten Mantri ke Mantri Kontrak, sampai jadi Mantri tetap di BUMN tersebut. Tentunya pasti ada banyak tantangan juga, kembali ke point diatas semua butuh waktu dan proses.

RENDAH HATI
Sampai sekarang bahkan saya belum pernah dengar, dia bilang bos dari warnet, dia pasti bilangnya ke saya Owner (pemilik dan pengembang) , tidak mau dipanggil bos, karena persepsinya bos itu cuman tukang perintah, tapi kalau owner itu dia juga ikut serta dalam pembangunan warnet itu sendiri. Dan tentunya tak pernah menganggap saya karyawan, yang hanya diperintah, tapi sebagai teman, bahkan dianggap sebagai adik sendiri.
BERKORBAN UNTUK ORANG LAIN
Waktu itu uang warnet beberapa disisihkan untuk saku dan biaya kuliah mas Rony, adik dari mas Erik sampai mas Rony, selesai dan menjadi Sarjana Pertanian. Kalau mau diungkapin ada luapan bahagia yang besar ketika orang yang kita perjuangan, memberikan hasilnya kepada kita.

Hal ini pula yang sangat menginspirasiku untuk ikut membiayai adikku. 
Aku lulus SMA tahun 2008, kemampuan finansial keluarga yang minim memaksaku untuk tidak melanjutkan studi. Di tahun yang sama adikku-pun tidak bisa kuliah. Ayahku cuman PNS rendahan dengan gaji yang kecil, masih bergelut dengan hutang-hutang untuk penyembuhan ibuku, sampai ibu pulang. Beberapa beasiswa terlewatkan karena tidak memiliki surat tanda miskin, karena dianggap anak dari PNS sudah mapan. Padhal tak selalu begitu faktanya. Idealisnya aku tak mau bekerja sebagai karyawan pabrik, aku masih ingin fikiranku berkembang, karena hidup bukanlah soal uang saja...


benakku berbisik "pokoknya salah satu entah aku dan adikku harus ada yang mulai kuliah, " 2009 dengan nekat menjual sawah warisan ibukku, Adikku masuk kuliah lewat jalur SNMPTN, dan ketrima, sebagian uang gaji  untuk bantu beli lauk dan beras dirumah, sisanya sisihkan buat uang saku adik, juga buat kebutuhanku sehari-hari. seperti yang dirasakan mas Erik, ketika bisa membantu saudara kandung apalagi sudah tidak ditemani ibu, rasanya pengabdian ke ibu itu bisa disalurin ketika bantu adik dalam hal apapun. Seneng pokoknya :)
Dalam prosesnya pun tak mudah, dan tak mungkin berjalan baik-baik saja, adik beberapa kali masih menyempatkan diri juga untuk jadi tentor outbond, lumayan hasilnya buat tambah-tambah saku kuliah. Sampai Juni 2014, kemarin adik lulus dengan predikat cumlaude itu jadi salah satu moment bahagia saya, Bangku kuliah selesai meski butuh perjuangan yang keras, dan jalan yang berliku. Do you know when he graduate, i hug him, and said You great man, congratulation, and welcome to the jungle...
dunia di luar bangku perkuliahan jauh dari sekedar berat, mungkin buas tepatnya.
Saat itu saya tau seperti apa rasanya, bahagianya mas Erik waktu mas Ronny lulus.

FRIENDLY AND LOVELY
Seperti hal nya dalam perusahaan jasa lainnya, kita akan ketemu banyak orang, berbagai karakter. Disini pula saya banyak berkenalan dengan orang, ada yang sekedar nge-net lalu berlalu begitu saja, ada pula yang mampir untuk ngobrol, ada juga beberapa kawan yang intens untuk sampai larut malam ngobrol tentang banyak hal. 

Ada juga obrolan-obrolan berat dengan Om Danang, tentang hidup, tentang masa depan. Juga moment-moment bersama dengan beberapa teman yang masuk dalam lingkaran yang lebih dalam, dalam jaring-jaring asmara misalnya. So lovely kan :p kayak slogan warnet..

Lalu moment-moment sendiri, untuk instropeksi diri atau mencari ide-ide yang terselip diramainya dunia digital. Ya mencoba menjadi lebih baik lagi lah, saya juga masih banyak kekurangan masih perlu banyak belajar tentang apapun.

SABAR
Bekerja di warnet selama beberapa tahun tentu tak selalu menyenangkan, jika ada sisi yang nyebelin mungkin ketika banyak diremehin orang lain bahkan teman sendiri itu yang kadang harus berusaha extra untuk tetap sabar.

Beberapa lontaran kata seperti,
Kalau tidak kuliah mau jadi apa?
Kerja jadi OP warnet emang ada duitnya?
Takut merantau ya?
Gak berani mencoba tantangan baru?
and just keep calm, 'cause they dont understand about my position and my life...
trying to be patient ...

Entah sampai kapan akan tetap disini akupun masih tak tau, setidaknya masih bisa liat Simbah ketawa ketika pulang bawain dia entah susu atau roti kesukaan dia, atau beliin buah itu merupakan kebahagiaan tersendiri, jauh dari apa yang jadi standar kebahagiaan orang lain seperti punya mobil mewah, belanja ini itu, punya keluarga yang kaya raya dll..

Asal simbah seneng, bisa beli lauk tiap sore, beli beras tiap bulan, nemenin dia disore-sore gerimis seperti ini ah...rasanya terlampau bahagia. Atau mungkin sekedar bercengkrama dengan bapak ketika beliau pulang ke rumah, di tiap akhir minggu. Seperti itu saja hidup sudah indah, banyak masalah, banyak problem, namun banyak pula yang perlu disyukuri...

"memperbanyak Setidaknya.... 
bukan memperbanyak Seandainya...."

Happiness only real when you give your self for the other..
don't selfish but shared your story, who's know someday the story make influence to the other...
thankyou very much e-max, and all person inside it.
absolutely for Mr. Erik Kuswibowo 

i'm not good person, i've a lot of mistakes but i'm trying to be good, doing the best with what can i do....

i,m nothing...
i'm going to be everything.. 

this is my story :)

 with love.

 INDRA AGUSTA.